Pilu Bocah SD Sempat Koma Lalu Meninggal Akibat Dibully Kakak Kelas

Regional

Pilu Bocah SD Sempat Koma Lalu Meninggal Akibat Dibully Kakak Kelas

Tim detikJabar - detikSumbagsel
Selasa, 26 Nov 2024 13:30 WIB
Ilustrasi perundungan atau bullying anak
Ilustrasi (Foto: Getty Images/MoMorad)
Palembang -

Seorang bocah SD inisial ARO menghembuskan napas terakhirnya usai menjadi korban perundungan oleh kakak kelasnya. ARO mengalami kekerasan fisik hingga masuk RS.

ARO, diketahui merupakan siswa kelas 3 SDN Jayamukti, ia mengembuskan napas terakhirnya di RSUD Ciereng, Senin (25/11/2024) pukul 16.10 WIB. ARO mengalami koma selama 6 hari sebelum tutup usia di usia belia.

"Ini hari ke-6, kondisinya memang tidak stabil, kritis, kondisi koma, kalau dari sisi medis ini udah mati batang otak, tadi meninggal jam 16.10 WIB," ujar Wadirut Pelayanan Medik RSUD Ciereng Syamsu Riza kepada awak media, Senin (25/11/2024) malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Syamsu menjelaskan, pihaknya sudah melakukan berbagai upaya untuk membantu korban tetap bertahan hidup. Namun upaya yang dilakukan selama 6 hari tidak membuahkan hasil, korban tidak dapat terselamatkan.

"Diagnosa awal terjadi pendarahan di otak, curiganya ke sana (benturan) kalo tidak ada kecurigaan lain. Belum bisa kita pastikan ada penyakit bawaan atau tidak, pemeriksaan belum kita lakukan karena pasien tidak stabil, sehingga kita tetap melakukan observasi, nggak ada luka di perut," katanya.

ADVERTISEMENT

Dua hari sebelum kondisinya memburuk, ARO terus mengeluh sakit perut dan kepala, hingga muntah-muntah. Namun, rasa takut membuatnya bungkam. Sang bibi, Sarti, menceritakan saat terakhir ARO mampu berbicara

"Dua hari itu dia muntah terus kalo makan muntah, makan muntah, perutnya sakit, sama uwa nya enggak cerita karena takut, kata saya kenapa kamu kayak gitu, sakit perutnya, dibenerin (diurut) abis di urut nggak muntah lagi," ujar Sarti saudara korban kepada awak media saat ditemui di rumahnya, Jumat (22/11/2024).

"Gak pernah cerita, itu waktu dia mau drop mau berangkat ke rumah sakit, saya tanya kamu kenapa kepalanya sakit, melek gak bisa jalan susah, katanya dijedotin ke tembok, ditajong (tendang) pengakuannya (korban) sama tiga orang itu," sambung Sarti.

ARO Dirundung Kakak Kelas

Berdasarkan informasi, korban alami perundungan oleh kakak kelasnya, yakni kelas 4 dan kelas 5, dengan Inisial M, D dan O. Polisi langsung turun tangan menyelidiki kasus ini. Jenazah ARO dibawa ke RS Bhayangkara Losarang, Indramayu, untuk diautopsi guna mengungkap penyebab pasti kematiannya.

"Seperti yang rekan ketahui bahwa korban dari Blanakan hari ini meninggal dunia, kemudian hari ini kami akan melaksanakan autopsi di RS Bhayangkara Losarang. Kami sudah koordinasi dengan pihak dokter, kemungkinan pukul 21.00 akan dilaksanakan autopsi," ujar Kasat Reskrim Polres Subang AKP Gilang Friyana di depan ruang jenazah RSUD Ciereng Subang, Senin (25/11/2024) malam.

Gilang menyebutkan, pihaknya melakukan autopsi sebagai langkah penyelidikan untuk mengungkap penyebab kematian korban. Hasilnya bisa menyimpulkan apakah korban meninggal akibat sakit bawaan atau sakit ada kekerasan pada tubuhnya.

Pihaknya juga sudah melakukan pemeriksaan saksi-saksi pasca ramainya kasus perundungan yang sudah terjadi beberapa waktu lalu.

"Kemarin sih dari penyidik sudah tiga orang diperiksa, kemungkinan besok kami dalami lagi bersama Unit PPA. Besok kami akan merapat ke Blanakan untuk melaksanakan penyelidikan lebih lanjut. Penyebab belum ada, nanti kita lihat hasil autopsi penyebab kematiannya, makanya kami autopsi penyebab kematiannya seperti apa," jelasnya.

Duka mendalam ini juga menyulut kemarahan Penjabat (Pj) Bupati Subang, Imran. Ia segera mengambil langkah tegas dengan menonaktifkan kepala sekolah tempat ARO bersekolah.

"Yang pertama saya sampaikan berulang kali bahwa pemerintah Subang anti bullying. Ingat beberapa lalu saya sampaikan, kalau bully terjadi, kepala sekolah saya pecat atau anaknya pindah, dan hari ini saya buktikan, kepala sekolah saya nonaktifkan sampai pemberkasan pemeriksaan selesai," ujar Imran kepada awak media di depan ruang jenazah RSUD Ciereng Subang, Selasa (25/11/2024) malam.




(mud/mud)


Hide Ads