Sumsel Masuk Musim Penghujan, Waspada Bencana di Daerah Barat-Tengah

Sumatera Selatan

Sumsel Masuk Musim Penghujan, Waspada Bencana di Daerah Barat-Tengah

Welly Jasrial Tanjung - detikSumbagsel
Rabu, 06 Nov 2024 07:30 WIB
Ilustrasi hujan
Foto: Ilustrasi hujan (Getty Images)
Palembang -

Provinsi Sumatera Selatan kini sudah memasuki musim penghujan periode 2024-2025. Hal ini ditandai dengan meningkatnya curah hujan pada November-Januari 2025.

Kepala Stasiun Klimatologi Kelas 1 Sumsel, Wandayantolis mengatakan berdasarkan pemantauan, hampir keseluruhan wilayah di Sumatera Selatan telah memasuki musim hujan sejak pertengahan Oktober kemarin.

Namun, monsun baratan yang merupakan pemicu musim hujan dalam kondisi melemah terkait adanya siklon tropis di bagian utara Indonesia. Adanya dua siklon tropis Trami dan siklon tropis Kong-rey yang terjadi secara bersamaan di wilayah perairan Vietnam dan Filipina. Siklon tropis ini menyebabkan tertariknya uap air di di wilayah indonesia yang berdampak pada berkurangnya pembentukan awan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Akibat dari berkurangnya pembentukan awan di wilayah Indonesia, radiasi datang matahari lebih intensif jatuh ke permukaan bumi. Hal ini karena ketiadaan uap air di dekat permukaan bumi dan juga minimnya keberadaan awan yang biasanya menyerap dan memantulkan sinar matahari. Dampaknya akumulasi panas dari radiasi datang dan radiasi yang dipantulkan permukaan bumi menyebabkan peningkatan suhu tersebut pada siang hingga sore hari," katanya.

Diperkirakan puncak musim hujan akan terjadi pada November hingga Januari 2025 ini. Seiring dengan telah masuknya musim hujan di wilayah Sumatera Selatan, jumlah curah hujan akan meningkat sehingga suhu udara akan menjadi lebih dingin. Hal ini juga didukung oleh peningkatan pertumbuhan awan pada periode musim hujan.

ADVERTISEMENT

"Musim hujan periode kali ini diperkirakan akan berlangsung hingga Maret 2025," ujarnya.

Menurutnya berbagai bencana dapat terjadi di musim hujan ini seperti hujan deras disertai petir dan angin kencang, banjir longsor pada daerah bertopografi lereng, tebing dan bantaran Sungai/DAS khususnya wilayah Sumatera Selatan Bagian Barat ke Tengah seperti Kabupaten OKU, OKU Selatan, Lahat, Kota Pagar Alam, Kota Lubuklinggau, Empat Lawang, sebagian Muara Enim, sebagian Musi Rawas dan Musi Rawas Utara, dan PALI.

"Kami mengimbau kepada Pemerintah daerah, masyarakat dan swasta perlu mewaspadai potensi peningkatan curah hujan yang dapat menyebabkan dampak kebencanaan," katanya.

"Selain itu masyarakat diminta untuk berhati - hati dan menghindari pada daerah rawan bencana banjir-longsor, tidak berteduh pada tempat yang rawan tumbang, hati-hati bila berkendara di jalan licin dan jarak pandang berkurang, membersihkan lingkungan agar dampak turunan genangan air seperti timbulnya penyakit dapat diminimalisir," katanya.




(dai/dai)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads