Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Sumatera Selatan sudah padam. Tak ada laporan kejadian Karhutla yang masuk. Titik panas atau hotspot juga tidak terpantau dalam dua hari terakhir.
"Kemarin Karhutla sudah padam, namun kita masih lakukan pengecekan dengan helikopter patroli untuk memastikan sudah padam total," ujar Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel, Sudirman, Selasa (5/11/2024).
Meski sudah padam, helikopter untuk patroli udara dan water bombing masih standby di Palembang. Yakni dua helikopter patroli dan tujuh helikopter water bombing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sembilan helikopter masih standby jika ada lagi laporan Karhutla terjadi di daerah," tambahnya.
Sepanjang musim kemarau ini, Sumsel mendapat bantuan 17 helikopter dari BNPB. Empat di antaranya merupakan helikopter patroli udara dan 13 helikopter water bombing.
"Dari 17 helikopter itu, tujuh helikopter sudah habis jam terbang (dua helikopter patroli udara dan lima helikopter water bombing) dan satu helikopter reposisi ke Jambi. Saat ini ada sembilan yang standby," katanya.
Sementara untuk luasan Karhutla di Sumsel sepanjang Januari-September mencapai 9.697 hektare. Dengan 6.382 di antaranya Karhutla terjadi di lahan mineral dan 3.316 hektare di lahan gambut.
Terbanyak luasan Karhutla terjadi di Muba dengan 3.570 hektare. Berikutnya Banyuasin 1.656 hektare, Muara Enim 1.229 hektare dan Mura 1.162 hektare. Tiga daerah lain tak ada laporan Karhutla yakni di Lubuklinggau, OKU Selatan dan Pagar Alam.
Sementara Karhutla pada 2023 pada periode yang sama mencapai 35.458,2 hektare, 2022 seluas 3.401,7 hektare, 2021 seluas 3.497,1 hektare, 2020 seluas 893,8 hektare dan 2019 seluas 52.929,6 hektare.
(dai/dai)