Mendagri Sebut SDM Kunci Indonesia Emas, APBD Diminta Fokus Pendidikan-Kesehatan

Mendagri Sebut SDM Kunci Indonesia Emas, APBD Diminta Fokus Pendidikan-Kesehatan

Reiza Pahlevi - detikSumbagsel
Jumat, 01 Nov 2024 16:30 WIB
Mendagri saat membuka Rakornas BPSDM di Palembang.
Mendagri saat membuka Rakornas BPSDM di Palembang. (Foto: A Reiza Pahlevi)
Palembang -

Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian menyebut sumber daya alam (SDA) bukan kunci menghadapi bonus demografi Indonesia Emas 2040-2045. Kualitas sumber daya manusia (SDM) yang baik justru menjadi kuncinya. SDM rendah tak akan bisa mengelola kekayaan alam yang dimiliki.

"SDM adalah kunci penting, asalkan terdidik dan terlatih. Kita tahu bahwa Indonesia kaya akan SDA, mulai dari bentang alamnya, negara kepulauan dan sebagainya. Kita harapkan bonus demografi (2045) nanti bukan menjadi bencana demografi karena generasi kita tak terdidik dan sehat," ujar Tito saat Rakornas Badan Pemberdayaan SDM 2024 yang diselenggarakan Kemendagri di Palembang, Jumat (1/11/2024).

Menurutnya, banyak lembaga internasional seperti IMF, World Bank dan sebagainya memprediksi Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi dunia terbesar 4-5 dunia. Pertimbangan lembaga itu disebutnya melihat perkembangan Indonesia dalam 10 tahun terakhir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Proyeksi lembaga internasional pada 2040 nanti Indonesia akan berasa di Jepang, Rusia, Jerman, Italia, Prancis. Ini prediksinya. China akan menjadi nomor 1 India kedua, USA ketiga dan seterusnya. Invisible or not, PHP (pemberi harapan palsu) atau tidak, tapi saya orang yang optimis ini akan terjadi," katanya.

Mendagri juga meminta para kepala daerah tidak melepaskan fokus anggaran untuk kesehatan dan pendidikan di APBD masing-masing daerah. Anggaran yang diperuntukkan untuk dua budang itu harua tepat sasaran, efektif dan efisien.

ADVERTISEMENT

"Saya minta kepala daerah tidak lepas dari program keaehatan dan pendidikan di APBD, harua betul-betul tepat sasaran, efektif dan efisien untuk menciptakan anak muda dan tenaga kerja yang unggul," katanya.

Dia mencontohkan Singapura yang tak memiliki SDA tapi mampu menjadi besar karena punya SDM yang baik. Sehingga peningkatan kualitas, kapabilitas SDM harus menjadi yang utama.

"Jadi, berkaca dari Singapura suatu negara atau daerah bukan maju karena SDA-nya tapi karena SDM-nya. Contoh Singapura tidak punya SDA apapun. Dubai juga tidak punya, tapi mereka berhasil memanfaatkan posisi geografisnya untuk industri penerbangan, menjadi transit point penerbangan karena buka 24 jam," katanya.

Dia juga menyebut China, yang pada saat kunjungan pada 1998 masih banyak rumah kumuh, negara ekonomi lemah, masih banyak yang memakai sepeda, banyak sampah dan sebagainya. Namun, 26 tahun kemudian menjadi negara besar, bahkan menjadi ancaman bagi negara lain dan diprediksi melampaui USA.




(csb/csb)


Hide Ads