Apa Itu Deklarasi Balfour: Pengertian, Sejarah dan Dampak yang Terjadi

Apa Itu Deklarasi Balfour: Pengertian, Sejarah dan Dampak yang Terjadi

Wulandari - detikSumbagsel
Minggu, 06 Okt 2024 20:00 WIB
A Pro-Palestinian supporter waves a Palestinian flag during a National March for Palestine in central London on February 17, 2024. The health ministry in Hamas-run Gaza said on February 17, 2024 that at least 28,858 people have been killed in the territory during the war between Palestinian militants and Israel. The war was triggered by Hamass October 7 attack on Israel, which resulted in the deaths of around 1,160 people, according to an AFP tally based on official figures. (Photo by JUSTIN TALLIS / AFP)
Foto: Ilustrasi bendera Palestina (AFP/JUSTIN TALLIS)
Palembang -

Ada sebuah deklarasi yang menjadi cikal bakal terjadinya penjajahan Israel di tanah Palestina. Deklarasi ini disebut sebagai Deklarasi Balfour.

Sejak pertama kali muncul, deklarasi ini dinilai kontroversial karena memiliki tujuan untuk mendukung Zionis dalam mendirikan negara Yahudi di tanah Palestina.

Berikut detikSumbagsel rangkum penjelasan Deklarasi Balfour, sejarahnya dan dampak yang terjadi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa Itu Deklarasi Balfour?

Dikutip dari Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam, Deklarasi Balfour merupakan pernyataan resmi kerajaan Inggris terhadap status Palestina yang diumumkan pada tanggal 2 November 1917.

Istilah Deklarasi Balfour ini diambil dari nama orang yang mendeklarasikannya yaitu Lord Arthur James Balfour, seorang menteri luar negeri kerajaan Inggris. Deklarasi Balfour berisi dukungan kerajaan Inggris untuk menjadikan Palestina sebagai tempat pembentukan negara bagi orang-orang Yahudi.

ADVERTISEMENT

Sejarah Deklarasi Balfour

Mengutip dari PERIODE: Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah, kelahiran Deklarasi Balfour ini tidak lepas dari situasi politik global yang kala itu tengah dilanda Perang Dunia I yang terjadi pada tahun 1914-1918. Akar dari lahirnya deklarasi ini bermula ketika adanya pertempuran antara aliansi Inggris-Prancis dengan militer Usmaniyah yang dimulai sejak September 1914.

Saat itu, Inggris sudah merasakan akan adanya kekalahan sebab mereka juga sudah kewalahan menghadapi pasukan Jerman yang begitu kuat. Maka dari itu, untuk menghindari kekalahan dan kerugian, Inggris melakukan berbagai cara seperti melakukan tipu daya, konspirasi, serta tuduhan pengkhianatan. Salah satu usaha Inggris tersebut adalah menjalin berbagai persekutuan dan kerja sama yang lebih berani termasuk menjalin kerja sama dengan kelompok zionis internasional.

Chaim Weizmanm, seorang Yahudi Inggris yang telah berjasa dalam membuat formula senjata untuk membantu Inggris dalam memenangkan perang, mengajukan sebuah permintaan sebagai hadiah atas jasanya kepada Inggris. Ia menginginkan sebuah wilayah untuk dijadikan tempat tinggal bagi orang-orang Yahudi.

Perdana Menteri Inggris, David Lylod George menyanggupi permintaan itu dan memberikan wilayah Uganda di Afrika untuk kaum Yahudi. Akan tetapi, Weizmann menolak dan menginginkan wilayah Palestina. Hal ini dikarenakan sebelumnya ada perjanjian Skyes-Picot yang membuat Palestina menjadi milik Inggris atas kekalahan Turki Usmani sehingga Weizzman meminta hal tersebut dan pada akhirnya permintaan itu disetujui oleh David Lylod George.

Terbentuknya Deklarasi Balfour ini membuat kaum Yahudi, khususnya zionis merasa senang sebab mendapatkan wilayah Palestina untuk ditempati.

Dampak Deklarasi Balfour

Keberadaan Deklarasi Balfour ini kemudian menimbulkan sejumlah dampak yang sampai saat ini masih terasa. Dikutip dari Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam, dampak-dampak tersebut di antaranya:

1. Terbentuknya Sebuah Negara Yahudi di Kawasan yang Didominasi Muslim

Deklarasi Balfour 1917 dianggap sebagai langkah awal terbentuknya negara bagi kaum Yahudi di wilayah Palestina. Meskipun prosesnya panjang, negara tersebut baru terbentuk secara resmi pada tahun 1948. Pembentukannya diwarnai oleh berbagai tragedi besar, seperti kerusuhan anti-Yahudi di Palestina, Perang Dunia II (1939-1945) dengan tragedi Holocaust, serta Perang Arab-Israel I pada tahun 1948.

Masalah utamanya bukan hanya tentang munculnya negara Yahudi di tengah-tengah negara-negara Muslim di Timur Tengah, tetapi juga dampak-dampak yang ditimbulkan, yang penuh dengan kekerasan dan kecurigaan. Sejak terbentuknya Israel pada 1948, muncul gelombang pengungsian ke negara-negara tetangga, yang menimbulkan masalah baru.

Pengungsian rakyat Palestina kemudian menyebabkan konflik di Lebanon, termasuk Perang Sipil yang berkepanjangan dari 1975 hingga akhir 1980-an. Selain itu, kondisi keterusiran dan penindasan menjadi ladang subur bagi berkembangnya ide-ide radikal dan kekerasan, yang tidak hanya melanda Israel tetapi juga kawasan Timur Tengah secara keseluruhan.

2. Pecahnya Peperangan Penuh Emosi Antara Arab dan Israel

Permasalahan ini terus berlanjut dengan pecahnya Perang Arab-Israel II (Krisis Suez, 1958), Perang Arab-Israel III (Perang Enam Hari, 1967), dan Perang Arab-Israel IV (Perang Yom Kippur, 1973). Konflik-konflik ini kemudian meluas ke Lebanon, yang memicu Perang Sipil panjang dari 1975 hingga 1989.

Hingga kini, konflik masih berlanjut dengan bentrokan yang tak berkesudahan antara rakyat Palestina di Gaza dan Tepi Barat. Karena krisis berdarah antara Arab dan Israel belum terselesaikan, banyak pihak kembali menyoroti akar permasalahan dari tragedi ini, yaitu Deklarasi Balfour 1917.

3. Munculnya Anti-Semitisme

Salah satu dampak negatif dari Deklarasi Balfour yang dapat dianggap merusak dan memperkuat permusuhan baru dari dunia Muslim terhadap Yahudi adalah munculnya ide anti-Semitisme. Meskipun pandangan dan sikap anti-Semit telah ada dan berkembang selama berabad-abad, ide kebencian semacam ini pada dasarnya berasal dari "dunia Barat." Dengan kata lain, dunia Muslim sebelumnya tidak memiliki tradisi atau pemikiran anti-Semit.

Itulah penjelasan terkait apa itu Deklarasi Balfour, sejarah serta dampak dari munculnya Deklarasi Balfour. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan detikers, ya.

Artikel ini ditulis oleh Wulandari, peserta program Magang Merdeka Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(dai/dai)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads