Setahun Serangan Israel ke Palestina Usai Peristiwa 7 Oktober

Setahun Serangan Israel ke Palestina Usai Peristiwa 7 Oktober

Melati Putri Arsika - detikSumbagsel
Senin, 07 Okt 2024 06:00 WIB
Ilustrasi Palestina
Foto: iStock
Palembang -

Setahun sudah serangan Israel ke Palestina terjadi sejak 7 Oktober 2023. Namun, jika dilihat dari sejarah panjangnya, konflik antara Palestina dan Israel sudah berlangsung selama puluhan bahkan ratusan tahun.

Setelah tanggal 7 Oktober 2023, warga Palestina bertahan hidup selama 365 hari menghadapi serangan dan dampak yang muncul. Bukan hanya suara tembakan rudal yang jadi makanan sehari-hari, melainkan juga gugurnya korban jiwa.

Inilah rangkuman mengenai setahun serangan Israel ke Palestina meliputi awal-mula tragedi, jumlah korban jiwa hingga dampak yang ditimbulkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Awal Mula Serangan Israel ke Palestina

Dikutip buku Bencana-Bencana Besar Dalam Sejarah Islam milik Fathi Zaghrut, serangan Israel sudah terjadi dari dulu hingga sekarang. Salah satu ciri khasnya menggunakan yang mengancam dan menghilangkan nyawa.

Konflik 7 Oktober tahun lalu memanas karena kelompok pejuang kemerdekaan Palestina, Hamas, memutuskan untuk menyerang wilayah selatan Israel.

ADVERTISEMENT

Konflik tersebut menewaskan lebih dari 1.400 orang Israel dan memantik kemarahan pihak Israel untuk kembali menyerang Gaza, kota pertama di Palestina. Tragedi ini bukan hanya terjadi pada 2023, melainkan sejak ratusan tahun lalu.

Ada beberapa hal yang menjadi pemicu konflik Israel dan Palestina. Berikut penjelasannya dilansir detikEdu.

1. Deklarasi Balfour 1917

Pada 2 November 1917, Menteri Luar Negeri Inggris menulis surat untuk Lionel Walter Rothschild yang merupakan tokoh komunitas Yahudi Inggris. Surat yang berisi 67 kata itu memberikan efek seismik dahsyat bagi Palestina hingga sekarang.

Isi surat mengenai komitmen pemerintah Inggris yang ingin mendirikan sebuah "rumah nasional" bagi para kaum Yahudi yang tinggal di Palestina. Surat itu disebut Deklarasi Balfour.

Saat masa Utsmaniyah, Inggris mengambil alih wilayah Palestina. Hal ini diperkuat dengan mandat Liga Bangsa-Bangsa (LBB) sehingga membuat ratusan ribu kaum Yahudi berbondong-bondong tinggal di sana.

Pemimpin Yahudi menyambut baik hasil keputusan tersebut dan menyatakan pembagian wilayah menjadi dua yakni warga Arab Palestina dan Yahudi. Penolakan disuarakan warga Arab Yahudi yang tidak sepakat dengan keputusan tersebut. Oleh sebab itulah muncul konflik yang berlangsung hingga sekarang.

2. Pemberontakan Arab 1930an

Konflik yang muncul berlangsung secara terus-menerus dan menegang. Komite Nasional Arab meminta warga Palestina untuk melakukan pemogokan umum pada April 1936.

Pemogokan terjadi selama enam bulan dan membuat warga Arab ditindas secara brutal oleh Inggris. Lahirnya sebuah kampanye berisi penangkapan massal dan penghancuran rumah warga. Tujuannya untuk menahan pajak dan memboikot produk Yahudi.

Fase kedua pemberontakan dipimpin oleh perlawanan petani Palestina pada 1937 hingga 1939. Sebanyak 30.000 pasukan tentara Inggris dikerahkan ke Palestina. Desa-desa dibom dan diberlakukan jam malam. Banyak rumah hancur dan pembunuhan terjadi terus-menerus tanpa ada yang mengadili.

3. Pembagian Wilayah Tahun 1947

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membagi wilayah Palestina menjadi dua negara, yakni Yahudi dan Arab. Palestina menolak keputusan tersebut karena tidak ingin memberikan 55% wilayahnya ke kelompok Yahudi pada waktu itu. Pembagian wilayah ini memicu konflik antara Israel dan Palestina.

Selain daripada ketiga hal di atas masih ada beberapa faktor lain seperti pembersihan etnis Palestina, pendirian negara Israel, Perang Enam Hari atau Naksa, intifada I tahun 1987-1993, Perjanjian Oslo, Intifada II 2010, dan Konflik Sebelas Hari.

Setelah sederet konflik tersebut munculkan serangan Hamas 7 Oktober 2024. Hamas melakukan penyerangan dengan meluncurkan ribuan roket dan membuat Israel mendeklarasikan waspada perang. Sejak itu, jalur Gaza menjadi titik serangan balasan dari Israel.

Jumlah Korban Jiwa Selama Setahun

Berdasarkan data terbaru Palestinian Central Bureau of Statistics per 2 Oktober 2024 tercatat korban jiwa sebagai berikut:

  • Meninggal dunia: 42.411 jiwa
  • Terluka: 102.375 jiwa
  • Telantar: +2.000.000 jiwa
  • Tahanan: +16.000 jiwa

Mayoritas korban jiwa yang tewas berasal dari penduduk jalur Gaza sebanyak 41 ribu lebih dan sisanya bagian Tepi Barat. Dari jumlah tersebut, anak-anak yang terbunuh sekitar 16.891 dan wanita 11.458. Mereka adalah kelompok paling rentan dalam konflik ini.

Dampak Setahun Serangan Israel ke Palestina

Dilansir detiknews pada Sabtu, 31 Agustus 2024, Israel mengumumkan pasukannya telah menuntaskan operasi militer selama sebulan terakhir. Operasi terjadi di wilayah Jalur Gaza bagian tengah dan selatan.

Militer Tel Aviv mengaku telah menewaskan lebih dari 250 militan Palestina selama pertempuran tersebut. Warga Gaza menyebut pasukan Israel meninggalkan kehancuran serta mayat-mayat yang membusuk.

Tercatat selama satu tahun konflik, sebanyak 360.000 unit rumah rusak akibat serangan Israel. Infrastruktur pendidikan seperti gedung sekolah dan perguruan tinggi hancur total. Dampak semakin parah dan membuat krisis pendidikan di Palestina.

Berikut beberapa dampak yang terjadi akibat serangan Israel ke Palestina kurung waktu 7 Oktober 2023-7 Oktober 2024.

1. Anak di Gaza Putus Sekolah

Dilansir laman NU Online, United Nations Children's Fund (UNICEF) melaporkan ada sekitar 625 ribu anak di Gaza terpaksa putus sekolah. Selama satu tahun ajaran mereka tidak menikmati bangku kelas akibat serangan dari Israel berlangsung secara bertubi-tubi.

Sebanyak 45.000 anak berusia 6 tahun terpaksa tidak mendapatkan pendidikan di tahun ajaran 2023-2024. Kondisi ini membuat masa depan mereka tidak pasti.

2. Kesehatan Anak-anak Terancam

UNICEF menggambarkan kondisi Gaza mengkhawatirkan bagi kesehatan anak-anak. Sekolah Jarra Al Qudwa dialihfungsikan sebagai tempat penampungan bagi 300 keluarga.

Kondisi sanitasi dinilai buruk dan perolehan air bersih tidak memungkinkan. Warga Gaza menggunakan air limbah dari toilet dan pancuran tanpa pengolahan yang baik. Hal ini memperburuk kesehatan sehingga membuat wabah penyakit kulit dan infeksi pernapasan.

3. Trauma Mendalam

Dampak moral yang terjadi akibat konflik satu tahun membuat trauma mendalam. Ini merupakan dampak langsung yang dirasakan setiap manusia akibat perang. Untuk memulihkan rasa trauma diperlukan proses dan waktu yang cukup lama terkhusus bagi anak-anak.

Selain daripada hal-hal di atas, ada beberapa dampak lainnya yang mempengaruhi perekonomian dan pasar global. Di antaranya harga minyak melonjak, inflasi, kenaikan suku bunga, investor elite beralih ke aset-aset aman seperti emas dan dolar Amerika Serikat.

Itulah rangkuman mengenai setahun serangan Israel ke Palestina. Semoga bermanfaat ya detikers!




(des/des)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads