Video Rara Pawang Hujan beraksi di Aceh viral di media sosial warga setempat. Video tersebut membuat geger lantaran aksi Rara dinilai tak sesuai dengan syariat Islam. Pj Gubernur Aceh sampai memanggil pihak terkait yang mendatangkan Rara ke sana, meminta agar Rara segera dipulangkan.
Dalam video beredar yang dilihat detikSumut pada Rabu (28/8), terlihat Rara berjalan di tepi Stadion Harapan Bangsa Banda Aceh. Kepalanya menengadah ke atas dan terdapat alat-alat di tangannya yang biasa digunakan untuk mengatur cuaca.
Di belakang Rara, ada seorang pria yang mengikuti. Aksi Rara tersebut ditonton oleh beberapa orang dari tribun penonton.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Video yang tidak diketahui direkam kapan itu beredar mulai Selasa (27/8). Setelah video itu viral, Banda Aceh diguyur hujan deras.
Aksi Rara tersebut menuai kritik masyarakat. Pengurus Besar (PB) PON XXI 2024 Wilayah Aceh menegaskan tidak pernah mengundang Rara ke Aceh. Mereka juga menegaskan aksi yang dilakukan Rara tidak sesuai dengan syariat Islam yang diterapkan di sana.
"Kita tidak pernah mengundang maupun mendatangkan pawang hujan dan tidak mengetahui tentang kehadiran pawang hujan. PB PON Aceh sepakat dengan masyarakat yang menyesalkan hal ini terjadi," ujar Kepala Bidang Upacara PB PON XXI 2024 Wilayah Aceh Akkar Arafat, dilansir detikSumut.
Pj Gubernur Azeh Safrizal ZA juga turun tangan. Pada Rabu (28/8), dia langsung memanggil pihak PT Wijaya Karya Gedung (Persero) Tbk dan PT Nindya Karya (Persero) yang bertanggung jawab atas proyek di Stadion Harapan Bangsa Banda Aceh. Pihak perusahaan dipanggil untuk mengklarifikasi pelibatan Rara sebagai pawang hujan yang bertolak belakang dengan syariat Islam.
Menurut keterangan perusahaan yang disampaikan Safrizal, mereka mengaku mendatangkan pawang hujan berdasarkan inisiatif para pekerja proyek. Mereka ingin mengantisipasi hujan agar pekerjaan proyek stadion tidak terganggu.
"Pihak perusahaan segera memulangkan Rara melalui Bandara Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang pada penerbangan siang ini (Rabu)," jelas Safrizal dalam keterangannya.
Mantan Pj Gubernur Bangka Belitung itu juga meminta pihak perusahaan menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat luas di Aceh.
"Aceh adalah daerah yang sangat menjaga nilai-nilai keislaman. Setiap kegiatan yang bertentangan dengan nilai-nilai tersebut harus dihentikan," tegas Safrizal.
(des/des)