Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kembali menambah satu unit helikopter untuk water bombing di Sumatera Selatan. Hal itu karena ancaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Sumsel makin besar dan meluas. Apalagi, Agustus ini masih puncak kemarau.
Total kini ada 11 unit helikopter yang disiagakan di Sumsel. Sebanyak 2 helikopter di antaranya untuk patroli, sedangkan 9 helikopter lainnya untuk water bombing penanganan pemadaman dari udara.
"Iya, baru datang 23 Agustus kemarin Helikopter Kamov RA 31109 untuk water bombing. Total ada 11 yang dioperasionalkan untuk penanganan Karhutla di Sumsel. Tetap 2 helikopter untuk patroli dan tambahan menjadi 9 helikopter untuk water bombing," ujar Kepala Bidang Penanganan Darurat Sumsel, Sudirman, Minggu (25/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, satu helikopter yang tiba 24 Juli lalu RA-22729/MI-8AMT untuk penanganan Karhutla di Sumsel direposisi ke Jambi pada 12 Agustus lalu. Helikopter itu sudah melakukan 20 sorti dengan 467 kali water bombing atau telah menumpahkan air sebanyak 1.868.000 liter.
Sementara helikopter yang baru tiba untuk Sumsel, Kamov RA 31109, baru melakukan 2 kali sorti dengan 28 kali water bombing atau menumpahkan air 140 ribu liter. Wilayah yang dipadamkan di lokasi Karhutla Rantau Bayur, Banyuasin.
"Kita harapkan dengan adanya tambahan helikopter ini dapat mempercepat upaya pemadaman Karhutla Sumsel," ungkapnya.
Secara keseluruhan, dari 10 helikopter water bombing yang pernah dioperasionalkan di Sumsel telah menumpahkan air untuk pemadaman Karhutla sebanyak 33,7 juta liter. Jumlah itu dari 295 kali sorti dan 8.437 kali terbang.
Diketahui, total luas Karhutla di Sumsel sepanjang Januari-Juli mencapai 750,83 hektare. Di antaranya terjadi di lahan gambut seluas 308,56 hektare dan mineral 442,26 hektare. Sementara untuk luasan Karhutla Agustus diprediksi lebih tinggi mengingat puncak kemarau terjadi di akhir Juli hingga sepanjang Agustus ini.
(dai/dai)