Pelajar Palembang Tak Bisa Melihat Usai Berobat ke Bidan, Pemkot Terjunkan Tim

Sumatera Selatan

Pelajar Palembang Tak Bisa Melihat Usai Berobat ke Bidan, Pemkot Terjunkan Tim

Irawan - detikSumbagsel
Sabtu, 10 Agu 2024 13:00 WIB
Nila Sari bersama anaknya, BS (13), yang diduga jadi korban malpraktik.
Nila Sari bersama anaknya, BS (13), yang diduga jadi korban malpraktik (Foto: Rio Roma Dhoni/detikcom)
Palembang -

Penjabat Wali Kota Palembang Ucok Abdulrauf Damenta menerjunkan tim untuk menindaklanjuti pelajar SMP berinsial BS (13) yang tidak bisa melihat usai berobat ke bidan di Kecamatan Sukarami. Ucok meminta camat untuk mengecek secara langsung terkait hal tersebut.

Ucok mengatakan, setelah kejadian tersebut Camat Sukarami dan Dinkes Palembang sudah mengunjungi rumah korban dan sudah dimediasi di kantor Lurah Sukarami.

"Mediasi telah dilaksanakan dihadiri juga oleh perwakilan PPA Kota dan Provinsi 3 pilar Kelurahan Sukarami, namun pihak keluarga meminta waktu terlebih dahulu untuk berpikir dan berdiskusi," katanya kepada detikSumbagsel Sabtu (10/8/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dijelaskan Ucok, untuk penyebab pasti kebutaan korban dia belum mengetahui pasti, dan sedang dilakukan pengecekan dokter.

"Selagi proses pengecekan kebutaan korban dan mediasi Jumat (8/8) korban juga didatangi oleh tim Kemensos untuk ditawarkan tinggal di panti sosial untuk dirawat selama pengobatan beserta orang tua dan saudaranya,"ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Diberitakan sebelumnya, NS seorang ibu di Palembang, melaporkan seorang oknum bidan ke polisi. Putri Nila, berinisial BS (13), diduga menjadi korban malpraktik karena matanya tidak bisa melihat setelah berobat.

Nila menjelaskan sebelumnya ia membawa putrinya berobat ke bidan yang tidak jauh dari rumahnya di Jalan Suka Karya, Kecamatan Sukarami, Kota Palembang, Selasa (4/6/2023) lalu.

"Awalnya muntah-muntah tidak mau makan, tidak enak badan, terus saya ajak berobat ke bidan tidak jauh dari sini, ada seperti keringat malam sedikit (ibunya sambil menunjuk perut sang anak)," katanya saat ditemui detikSumbagsel.

Setelah dibawa ke bidan tersebut, korban diberi 6 jenis obat untuk diminum 3 kali sehari. Namun setelah meminum obat tersebut, korban mengeluh tubuhnya seperti melepuh.

"Pada saat besok harinya mulai ada (seperti melepuh). Saya kira cacar, pada siang harinya tambah banyak tapi obat masih diminum karena kita ikutin anjuran bidan (karena kita ingin anak kita sembuh) minum obat tiga kali sehari," ujarnya.

Beberapa hari kemudian, kondisi korban semakin parah hingga sekujur tubuhnya seperti melepuh. Bahkan mata sang anak tidak bisa dibuka dan terdapat ruam merah di sekitar mata.

"Ada tetangga dan bilang ini sudah parah karena korban masih muntah-muntah terus. Kemudian kami bawa ke RS Charitas Myria Palembang untuk berobat. Pas diperiksa oleh tim medis dan tim medis bilang itu alergi obat," tuturnya.

Melihat kondisi korban semakin parah pada sekitar mata, korban dibawa ke Rumah Sakit Mohammad Husein Palembang dan menjalani operasi kornea mata menggunakan BPJS.

"Untuk matanya itu sempat masih bisa melihat tapi untuk sekarang tidak bisa melihat lagi. Sebab kata dokter kalau tidak dioperasi matanya jebol (bola matanya keluar). Anak saya bisa melihat lagi tapi harus ada donor kornea mata dan biayanya mahal," tuturnya.




(csb/csb)


Hide Ads