Para pedagang bendera konvensional di Bandar Lampung mengeluhkan sepinya pembeli. Hal itu karena mereka kalah bersaing dengan pedagang yang menjual barangnya melalui online.
Salah satu pedagang bendera di Bandar Lampung Sodri (38) mengaku penghasilannya di tahun ini menurun dratis dari tahun sebelumnya.
"Sepi nggak kaya tahun sebelumnya. Hari ini aja belum laku sama sekali, pahit bener tahun ini mah," katanya saat ditemui detikSumbagsel di Jalan Ahmad Yani, Bandar Lampung Minggu (4/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menerangkan kondisi ini terjadi karena banyaknya pedagang bendera yang menjual melalui online shop.
"Kalah sama yang jualan online, tapi mau gimana nggak bisa kami salahin juga kondisi memang gitu," ungkapnya.
Sodri menuturkan dengan adanya pedagang online, para pembeli juga lebih kritis saat melakukan penawaran.
"Bendera ini saya jual 15 sampai 20 ribu, kalau backdrop ini 250 hingga 300 ribu. Tapi ada pembeli yang cek online itu langsung protes dikasih harga segitu, ujung-ujungnya ya tetep dijual murah," jelasnya.
Hal serupa diutarakan oleh Ali pedagang bendera asal Jawa Barat. Dia yang membawa satu karung bendera dari Garut ini mengalami dampak akibat banyaknya pedagang online.
"Benar mas saya pribadi mah merasakan benar tahun ini sepi, tahun lalu itu sudah banyak terjual di tanggal segini. Tahun ini mau jual satu aja itu susahnya, memang cara jualan online itu yang bikin kita kalah," ungkapnya.
Meski begitu, Ali tetap yang bersyukur atas kondisi bisnis bendera di tahun ini meski dirinya sadar akan mengalami kerugian.
"Ya Alhamdulillah aja masih ada yang beli, ini kan barangnya saya bawa langsung dari Garut, paling nanti pulang ke sana masih banyak benderanya," ujarnya sambil tertawa.
(csb/csb)