Lahan Terbakar di Muba Jenis Gambut Tebal, Meluas hingga 46 Hektare

Sumatera Selatan

Lahan Terbakar di Muba Jenis Gambut Tebal, Meluas hingga 46 Hektare

Reiza Pahlevi - detikSumbagsel
Senin, 22 Jul 2024 11:40 WIB
Proses pemadaman oleh BPBD Muba bersama tim gabungan.
Proses pemadaman oleh BPBD Muba bersama tim gabungan. (Foto: Istimewa/BPBD Muba)
Muba -

Lahan yang terbakar di Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan (Sumsel) jenis gambut tebal. Kebakaran yang terjadi di wilayah itu pun meluas menjadi 45 hektare pada Minggu (21/7/2024) dari 15 hektare.

"Luas lahan yang terbakar di Desa Muara Medak, Bayung Lencir sekitar 46 hektare. Bertambahnya luasan lahan yang terbakar tersebut karena jenis tanahnya gambut yang cukup tebal," ujar Kepala BPBD Muba Pathi Riduan, Senin (22/7/2024).

Diketahui, lahan yang terbakar di wilayah itu terjadi sejak Jumat (19/7) lalu atau sudah tiga hari. Hingga saat ini penyebab pasti lokasi itu terbakar masih dalam penyelidikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Lahan yang terbakar di Desa Medak status kepemilikannya milik lahan masyarakat. Vegetasi yang terbakar semak belukar, pakis, gelam dan tanaman sawit. Kondisi saat ini sudah padam," ungkapnya.

Meski sudah padam, tim gabungan melanjutkan upaya pemadaman dan pendinginan dengan pompa mekanis. Pemadaman yang dilakukan sejak terjadinya kebakaran, tim gabungan yang berasal dari personel TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, pihak kecamatan, RPK PT TPJ, KPH Lalan Mendis, KMPA Bromo Sakti dan KMPA Sinar Medak mengandalkan sumber air kanal untuk pemadaman.

ADVERTISEMENT

Pembuatan sekat bakar juga sudah 100% dilakukan untuk mengantisipasi agar api tidak menyeberang ke lahan lainnya.

"Kemarin sudah dilakukan 65 kali water bombing di wilayah itu menggunakan dua helikopter dari Sinarmas. Melalui darat, kita kerahkan lima unit mobil angkut, 20 unit roda dua, 8 unit ekskavator dan mesin pompa pemadam. Kita terkendala lokasi yang cukup jauh, bahkan sepeda motor sulit untuk masuk, beberapa personel jalan kaki," katanya.

Kondisi lahan di Muba di musim kemarau sangat rentan terhadap Karhutla karena hotspot yang terus bermunculan. Meningkatnya titik panas itu juga sesuai dengan prakiraan BMKG yang menyebut musim kemarau akan terjadi sejak akhir Juli hingga Agustus mendatang.

"Kita mengimbau seluruh pihak tidak membuka lahan dengan cara membakar karena dapat mengakibatkan karhutla di musim kemarau. Kita juga tak henti mengingatkan ke masyarakat tidak membuang puntung rokok di sembarang tempat, percikan apinya mudah menyulut," katanya.

Dia juga meminta masyarakat ikut dalam pencegahan karhutla. Jika melihat potensi atau ada pembakaran lahan untuk melaporkan ke pihak terkait.




(csb/csb)


Hide Ads