45 Hostpot Terpantau di Sumsel, Ini Sebaran Wilayahnya

Sumatera Selatan

45 Hostpot Terpantau di Sumsel, Ini Sebaran Wilayahnya

Reiza Pahlevi - detikSumbagsel
Senin, 15 Jul 2024 13:20 WIB
Ilustrasi Kebakaran hutan di Riau (Chaidir-detikcom)
Ilustrasi karhutla (Chaidir-detikcom)
Palembang -

Sebanyak 45 hotspot terpantau di wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) pada Minggu (14/7). Jumlah titik panas itu naik drastis dibandingkan beberapa hari sebelumnya. Bahkan sempat zero hotspot beberapa waktu lalu.

Dengan kenaikan itu, antisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) harus dilakukan sejak dini oleh setiap kabupaten/kota. Mengingat puncak kemarau diprediksi terjadi akhir Juli-Agustus

"Naiknya jumlah hotspot memang sesuai prediksi karena tak ada hujan dalam beberapa hari terakhir, pastilah titik panas terdeteksi " ujar Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim Kebakaran Hutan dan Lahan (BPPIKHL) Wilayah Sumatera, Ferdian Kristianto, Senin (15/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan data aplikasi Sipongi Plus Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Satelit NASA MODIS), hotspot itu terjadi di 9 daerah di Sumsel. Sejumlah titik panas itu terjadi dengan tingkat kepercayaan high sebanyak 13 hotspot, medium 30 hotspot dan low dua hotspot. Total 45 hotspot.

Sebaran hotspot untuk level high terjadi di PALI 5 hotspot, Mura 2 hotspot, Muba 3 hotspot, Muratara 2 hotspot dan Muara Enim 1 hotspot. Level medium terjadi di Mura 4 hotspot, Ogan Ilir 1 hotspot, Muara Enim 3 hotspot.

ADVERTISEMENT

Kemudian, PALI 7 hotspot, Muba 10 hotspot, Lahat 2 hotspot, Muratata 2 hotspot dan OKU Timur 1 hotspot. Sementara low terjadi di Muratara 1 hotspot dan OKI 1 hotspot.

"Jika hotspot terjadi pada titik yang sama secara berulang 2-3 hari dan berkumpul (hotspotnya) akan kita cek. Sementara ini untuk insiden kebakaran masih nihil. Saya kemarin di Ogan Ilir sampai sore melakukan pemantauan, hanya cuaca panas yang terjadi," katanya.

Menurutnya, naiknya hotspot itu perlu dilakukan antisipasi dan meningkatkan kewaspadaan oleh pemda. Saat ini, yang telah melaksanakam apel siaga baru Pemkab Ogan Komering Ilir (OKI) karena daerah rawan karhutla dan memiliki lahan gambut paling luas.

"Kewaspadaan terhadap karhutla harus ditingkatkan, tentunya kita tidak ingin insiden karhutla seperti tahun-tahun sebelumnya kembali terjadi. Apalagi prediksi BMKG seminggu ke depan agak susah pertumbuhan awan," jelasnya.

Dalam pemantauan di OI khususnya di sekitar Jalan Lintas Sumatera, bahan bakaran potensial penyebab karhutla cukup banyak. Kemudian beberapa lokasi titik air sudah mulai berkurang dan aktivitas pemancing ikan yang cukup banyak.

"Di sekitar Palem Raya banyak aktivitas pemancing, kalau tidak bijak, kadang meninggalkan api entah dari rokok, atau bakar-bakar buat kopi atau untuk mengusir nyamuk dan lain-lain," ujarnya.




(csb/csb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads