Nonton film di bioskop menjadi salah satu pilihan hiburan yang tren bagi warga Palembang mulai akhir 1970-an dan selama era 1980-an. Kala itu, puluhan bioskop beroperasi menampung ribuan penonton. Bioskop Odeon salah satunya.
Bioskop Odeon terletak di Jalan Sukarjo Harjo Wardoyo, Kawasan 7 Ulu Palembang. Bioskop ini mulai eksis di akhir 1970-an. Di antara banyak pilihan bioskop di Palembang, Bioskop Odeon kerap jadi jujukan nonton hemat alias 'nomat' karena harga tiketnya yang lebih terjangkau.
Pantauan detikSumbagsel di lokasi, gedung bercat putih-krem itu masih berdiri tegak dikelilingi rumput-rumput liar. Tulisan biru tua 'BIOSKOP ODEON 7 ULU PLG' juga masih terpasang rapi di atasnya, belum ada satu pun yang copot seolah gedung itu masih di masa-masa kejayaannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Maryam (54) menceritakan kenangannya sering menonton di bioskop itu bersama teman-teman. Katanya, waktu itu harga tiket bioskop di Odeon hanya Rp 75.
"Saat masa tahun 80-an itu, era saya masih remaja, tiket nonton bioskop masih Rp 75 dan hiburan bioskop ini sangat tren di era kami. Setiap minggu saya dan teman-teman pasti nonton bioskop di sana," tuturnya kepada detikSumbagsel, Kamis (11/7/2024).
Selain Maryam, banyak juga orang yang langganan datang ke Bioskop Odeon. Sampai-sampai terkadang Maryam sendiri tidak kebagian tempat. Sebab, katanya, bioskop itu hanya memiliki satu teater. Kalau sudah kehabisan tempat, biasanya Maryam dan kawan-kawannya akan melipir ke Bioskop Apollo yang tak jauh dari situ, di kawasan 10 Ulu.
"Bioskop Odeon ini kan paling ramai peminatnya karena lebih murah dari bioskop lain. Terkadang saat itu sering ramai, jadi kami juga suka nonton di Bioskop Apollo," lanjutnya.
Kenangan lain dituturkan oleh warga bernama Rudi. Rudi tinggal di sekitar Bioskop Odeon dan mengamini bahwa bioskop itu jadi primadona selama 1970 hingga 1980-an.
Namun memasuki era 1990-an, persaingan bioskop semakin berat. Biaya operasional terus meningkat, sementara pemasukan tidak sebanding. Lama-lama Bioskop Odeon pun terpaksa berhenti beroperasi. Bioskop tersebut benar-benar tutup antara tahun 1999-2000.
"Sudah lebih 20 tahunan Bioskop Odeon ini tutup dan tidak digunakan sama sekali. Gedungnya hanya terbengkalai dan dipenuhi rumput yang tinggi," kata Rudi.
![]() |
Meski terbengkalai, sejatinya masih ada tulisan 'Disewakan' di lantai 3, lengkap dengan nomor teleponnya. Namun, saat tim detikSumbagsel mencoba menghubungi nomor yang tertera, ternyata sudah tidak aktif.
Saat ini, Rudi membuka warung di depan gedung bekas Bioskop Odeon tersebut. Menurutnya, gedung bioskop itu kini lebih dianggap seram dan angker. Berbeda dengan masa-masa kejayaannya di tahun 1970-1980-an.
Rudi mengaku sering mendengar ada suara kegiatan dalam gedung tersebut. Padahal gedung bekas Bioskop Odeon dalam keadaan kosong.
"Angker Mas, bioskop itu sekarang. Kami sering dengar suara-suara aneh di dalam gedung bioskop, padahal tidak ada orang sama sekali sudah 20 tahunan," tuturnya.
Baca juga: Menapaki Jejak Bioskop Rosida Palembang |
(des/des)