Pertunangan sepasang anak kecil yang digelar mewah heboh di media sosial. Dari narasi tersebut, lokasinya berada di Desa Sugihan, Muara Enim, Sumatera Selatan (Sumsel). Bagaimana fakta sebenarnya?
Pantauan detikSumbagsel, dalam video berdurasi 1 menit 7 detik tersebut terlihat keluarga dari pihak laki-laki datang membawa seserahan seperti halnya lamaran orang dewasa. Terlihat beberapa keluarga membawa hantaran berupa kue, pakaian, peralatan mandi dan lainnya. Sementara anak laki-laki yang akan bertunangan membawa parsel bunga untuk anak perempuan.
Camat Rambang Niru, Fredy Febriansyah mengatakan tradisi kidah-kidahan ini bukan pertunangan tapi acara khitanan anak laki-laki. Hanya saja, acara tersebut dibalut seperti pertunangan yang membawa seserahan ke rumah perempuan layaknya orang dewasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Acaranya hampir mirip seperti lamaran atau pertunangan orang dewasa, namun ini hanyalah sebuah tradisi yang hanya ada di Kecamatan Rambang Niru, Kabupaten Muara Enim," ujarnya, Rabu (10/8/2024).
Fredy menjelaskan, kidah-kidahan ini sebenarnya acara khitanan anak laki-laki namun agar terlihat lebih meriah. Jadi keluarga laki-laki meminjam anak perempuan di desa tersebut untuk mendampingi anak laki-laki di atas panggung. Bahkan orang tua perempuan juga akan duduk di samping kedua bocah tersebut.
Lalu, untuk menghargai dan menghormati anak perempuan tadi yang sudah mau menemani anak laki-laki duduk di atas panggung maka keluarga laki-laki memberikan hadiah seperti hantaran.
"Kidah-kidahan ini hanya dilakukan di Kecamatan Rambang Niru dan dilakukan bagi orang yang mampu saja agar acaran khitanan itu lebih meriah," ungkapnya.
Ia menyebut kidah-kidahan memang dikenal dengan pertunangan cilik tapi orang tua tidak memaksakan atau mendoktrin jika besar nanti pasangannya yang sudah dikenalkan dari kecil akan berubah.
"Anak-anak ini saat duduk di atas panggung khususnya yang perempuan pada saat acara kidah-kidahan sangat senang karena banyak mendapatkan uang usai disawer. Jadi tidak ada beban bagi kedua anak dan ini hanya sebuah tradisi saja," pungkasnya.
(dai/dai)