Waspadai Bahan Pangan Berbahaya, Ada Mi Kuning hingga Cone Es Krim

Nasional

Waspadai Bahan Pangan Berbahaya, Ada Mi Kuning hingga Cone Es Krim

Suci Risanti Rahmadania - detikSumbagsel
Kamis, 04 Jul 2024 22:00 WIB
Balai Besar POM Di Jakarta menggelar uji lab terhadap makanan takjil di Benhil, Jakarta, Rabu (5/3/2023).
Foto: Ilustrasi uji coba sampel bahan pangan berbahaya yang dilakukan BPOM (Rifkianto Nugroho)
Jakarta -

Makanan yang mengandung bahan tambahan pangan berbahaya masih banyak beredar luas di Tanah Air. Plt Kepala Obat Pengawas dan Makanan (BPOM) RI Lucia Rizka Andalusia menyebut bahan tambahan pangan ini banyak ditemukan pada jajanan pasar.

Dilansir detikHealth, Rizka menjelaskan makanan yang menggunakan bahan pangan tersebut banyak dikonsumsi oleh masyarakat, di antaranya penggunaan formalin, rhodamin B, hingga boraks di dalam makanan.

"Ini paling banyak nih. Kalau beli bakso, beli soto mi, beli mi goreng, ini mi yang warnanya kuning dan dia awet bisa seminggu lebih dia nggak rusak, bulanan bahkan karena mengandung formalin," ucapnya saat ditemui di Jakarta Selatan, Kamis (4/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menerangkan, bahan tambahan pangan berupa pewarna rhodamin B dan metanil yellow pada jajanan pasar juga ditemukan. Padahal pewarna ini tidak boleh digunakan pada makanan karena berbahaya bagi kesehatan.

Dikutip dari laman BPOM RI, zat warna metanil yellow biasa digunakan pada industri tekstil, cat, kertas dan kulit binatang, indikator reaksi netralisasi (asam-basa). Metanil yellow dapat menyebabkan mual, muntah, sakit perut, diare, panas, rasa tidak enak dan tekanan darah. Jangka panjang dapat menyebabkan kanker kandung kemih.

ADVERTISEMENT

Zat warna Rhodamin B juga bersifat karsinogenik. Pewarna ini biasanya digunakan sebagai zat warna untuk kertas, tekstil (sutra, wool, kapas), sabun, kayu, plastik dan kulit, sebagai reagensia di laboratorium untuk pengujian antimoni, kobal, niobium, emas, mangan, air raksa, tantalum dan tungsten, dan digunakan untuk pewarna biologik.

Rhodamin B bisa menumpuk di lemak sehingga lama-kelamaan jumlahnya akan terus bertambah. Rhodamin B diserap lebih banyak pada saluran pencernaan dan menunjukkan ikatan protein yang kuat. Kerusakan pada hati tikus terjadi akibat makanan yang mengandung rhodamin B dalam konsentrasi tinggi.

Paparan rhodamin B dalam waktu yang lama dapat menyebabkan gangguan fungsi hati dan kanker hati.

"Rhodamin ini, cone-nya es krim yang warnanya merah ini yang mengandung Rhodamin B. Ini juga terus digalakkan oleh Badan POM. Selain itu juga ada yang pewarna yang tidak boleh itu metanil yellow," imbuh Rizka.

Selain pewarna, lanjut dia, BPOM juga menemukan penggunaan boraks pada kerupuk.

"Bikin kerupuk pake boraks ini paling banyak. Kerupuk gendar, kerupuk seperti ini mengandung boraks," kata dia.

Menurut Rizka, penggunaan bahan tambahan pangan yang tak aman ini kerap kali digunakan oleh pedagang kecil karena harganya yang murah. Pihaknya pun akan memberikan pembinaan dan sanksi sosial bagi pedagang yang menggunakan bahan pangan tersebut.

"Ini yang digalakkan oleh Badan POM dengan laboratorium kelilingnya Badan POM. Badan POM punya lab keliling yang melakukan uji cepat kandungan bahan tambahan makanan yang berbahaya seperti formalin ini," jelas Rizka.

"Nah dengan lab-lab keliling ini, kita bisa menembus sampai ke pasar-pasar yang di-close-up-close-up ya untuk mengurangi hal ini," tukasnya.




(dai/dai)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads