Sejumlah kapal alami kandas akibat turunnya permukaan air laut di Pelabuhan Tanjung Api-Api, Sumatera Selatan. Surutnya air laut membuat beberapa kapal 'macet' alias tak bisa gerak.
Video kapal yang tak bisa gerak dan alami macet heboh di media sosial. Pengunggah video mengeluhkan soal kondisi tersebut. Ia menyebut sejak pukul 09.00 WIB terombang-ambing di tengah laut karena kapal tak bisa bersandar.
Gunawan, Kepala Pelabuhan TAA mengatakan, kapal yang tak bisa bersandar dan berangkat itu akibat turunnya permukaan air.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Akibat surutnya permukaan air laut, keberangkatan kapal trip ke-3 tertunda. Sedangkan kapal dari Bangka tak bisa bersandar. Hanya 2 kapal yang terdampak. 1 tertunda berangkat, 1 lagi tak bisa sandar," ujar Gunawan, Kepala Pelabuhan TAA, Senin (24/6/2024).
Ia menyebut, turunnya air laut itu terjadi pada pukul 11.00 WIB-14.00 WIB. Jumlah penumpang terdampak disebutnya tak sampai ratusan orang.
"Tidak sampai ratusan jumlah penumpang. Hanya 1 kapal yang tertunda keberangkatan trip ke-3 seyogyanya pukul 11.00 WIB menjadi pukul 14.00 WIB. Kapal selanjutnya tetap normal," katanya.
Sementara kapal dari Bangka, baru bisa bersandar pukul 13.00 WIB karena air sudah mulai pasang atau naik. Terkait beberapa kapal yang ada dalam video, ia menyebut kapal-kapal itu sedang stand by lego jangkar di kolam labuh.
"Itu kapal-kapal yang stand by lego jangkar di kolam labuh," ungkapnya.
Dia membantah jika pukul 09.00 WIB yang ada dalam video itu di Pelabuhan TAA. Sebab, pada waktu tersebut keberangkatan kapal dari Pelabuhan Tanjung Kalian trip 1 yang seharusnya pukul 07.00 WIB.
"Dengan perhitungan waktu tempuh perjalanan 4 jam agar lebih cepat sandar di Pelabuhan TAA dan tak lama menunggu saat proses sandar karena air sudah pasang atau naik. Semua sudah diperhitungkan antara pihak Pelabuhan TAA dan Pelabuhan Tanjung Kalian dengan kondisi alam yang tidak dapat kita paksakan, karena kita selalu mengutamakan keselamatan pelayaran," tukasnya.
Sementara itu, kondisi Pelabuhan Tanjung Kalian, Mentok, Bangka Belitung, tidak berdampak dengan surutnya permukaan air laut seperti yang terjadi di Pelabuhan TAA.
(dai/dai)