Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk mengatasi masalah banjir di wilayahnya. OKU menjadi wilayah paling parah terdampak hujan ekstrem sehingga membuat wilayah itu 3 kali alami banjir bandang.
"5 hari lalu kami sudah paparan ke BRIN terkait banjir yang terjadi di OKU. Nah sekitar 2 hari lalu mereka datang ke OKU untuk meninjau kondisi dan memetakan secara langsung," ujar Pj Bupati OKU, Teddy Meilwansyah usai penyerahan SK perpanjangan Pj Bupati OKU di Griya Agung, Rabu (19/6/2024).
Hasil tinjauan dan pemetaan itu akan dilakukan kajian sehingga dapat diketahui penyebab banjir di wilayah OKU. Kajian itu juga akan dijadikan acuan dan langkah untuk mengatasi permasalahan banjir oleh pemkab, pemprov, dan pusat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini untuk memitigasi dan pencegahan banjir di OKU agar tidak terulang di tahun-tahun mendatang," ungkapnya.
Baca juga: Banjir di OKU Mulai Surut, 1 Jembatan Putus |
Diketahui, banjir di OKU terjadi 3 kali dalam setengah tahun terakhir. Yakni pada 27 Februari, 7 Mei dan 22 Mei. Banjir yang terjadi juga mengakibatkan sejumlah fasilitas umum rusak.
"Kalau dari hasil sementara penyebab banjir itu karena permasalahan di hulu. Tidak mungkin tidak ada permasalahan. Kemungkinan permasalahan utama akibat penggundulan hutan yang agak ekstrem. Bisa juga akibat pembukaan kebun maupun tambang. Ada defortasi, sehingga ini harus jadi perhatian bersama sehingga nantinya tidak terjadi lagi," ungkapnya.
Dirinya menyebut, permasalahan tambang juga bisa menjadi penyebab banjir. Namun, dirinya masih akan menunggu kajian dari BRIN yang dibantu BNPB agar mendapat laporan secara lebih komprehensif.
"Untuk jangka pendek, kita menyampaikan imbauan ke masyarakat khususnya yang berada di wilayah hulu untuk tidak melakukan perambahan hutan. Kedua, kami akan memperbanyak kolam retensi dan normalisasi sungai. Setidaknya ketika terjadi hujan curah tinggi, banjir bisa diminimalisir," ungkapnya.
(csb/csb)