Viral Pengantin Pria Dihajar Wali Nikah Sehabis Ijab Kabul, Ternyata Ini Alasannya

Regional

Viral Pengantin Pria Dihajar Wali Nikah Sehabis Ijab Kabul, Ternyata Ini Alasannya

Tim detikcom - detikSumbagsel
Senin, 17 Jun 2024 12:21 WIB
Tangkapan layar video viral pengantin pria di Ternate dipukul wali nikah usai ijab kabul.
Foto: Tangkapan layar video viral pengantin pria di Ternate dipukul wali nikah usai ijab kabul. (dok. istimewa)
Ternate -

Momen pernikahan, terutama ijab kabul biasanya berjalan khidmat dan penuh haru. Berbeda hal dengan pernikahan yang terjadi di Ternate, Maluku Utara. Pernikahan menjadi kacau setelah pengantin pria dianiaya oleh wali nikah.

Dilansir detikSulsel, insiden penganiayaan oleh wali nikah berinisial FT yang merupakan kakak dari pengantin perempuan, NT, terhadap pengantin pria berinisial RI terjadi tak lama setelah proses ijab kabul berlangsung. Peristiwa itu terjadi di rumah mempelai wanita di Kelurahan Dufa-dufa, Kecamatan Ternate Utara, Kota Ternate pada Kamis (13/6) sekitar pukul 22.00 WIT.

Tak lama setelah akad nikah, kakak mempelai wanita tersebut mendadak melayangkan pukulan terhadap mempelai pria. Akibatnya, situasi berubah menjadi kacau. Mempelai pria yang dipukul tampak berusaha membalas. Namun sejumlah orang lainnya berusaha memisahkan dan menenangkan keduanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Petugas khutbah nikah bernama Sumarno Arsad mengatakan FT selaku kakak mempelai wanita tersinggung dengan RI. Diceritakan Sumarno, kasus bermula saat wanita NT diduga telah hamil 6 bulan. Sebelum pernikahan, mempelai pria disebut sempat mengirim pesan WhatsApp ke mempelai wanita.

Namun pesan WhatsApp itu turut dibaca keluarga mempelai wanita. FT yang turut membaca pesan WhatsApp tersebut juga tersinggung. Meski tak merinci, Sumarno menyebut ada ucapan dari mempelai pria yang dianggap kurang baik oleh keluarga mempelai wanita, khususnya FT.

ADVERTISEMENT

"Itu ada bahasa-bahasa yang tara (tidak) bagus, akhirnya bikin dia (mempelai wanita) punya saudara laki-laki marah," katanya.

Lebih lanjut Sumarno menjelaskan perbincangan di WhatsApp tersebut ada kaitannya dengan kondisi mempelai wanita yang sedang hamil enam bulan.

"Jadi dari insiden itu sampai selesai baru torang (kami) dapat tahu dia punya kronologis awalnya begitu," imbuh Sumarno.

Mempelai wanita, NT sempat pingsan berkali-kali akibat insiden penganiayaan itu. Sementara pihak mempelai pria sempat meminta cerai tak lama setelah akad.

"Jadi mempelai wanita ini sempat pingsan berulang kali. Terus karena sudah berkelahi, keluarga mempelai pria minta pulang, mereka minta pokoknya cerai," kata Sumarno.

Beruntung warga yang hadir di lokasi segera memberikan pengertian kepada pihak mempelai pria. Mereka kemudian diminta menyelesaikan insiden itu secara baik-baik sebab pemukulan itu ada hubungannya dengan pesan WhatsApp yang dikirim oleh mempelai pria sebelum hari pernikahan.

"Akhirnya dari pihak keluarga dari mempelai pria juga mungkin merasa bersalah karena motifnya dari isi chat ke mempelai wanita, akhirnya baku atur dan lanjutkan prosesi nikah," terangnya.

Sumarno menuturkan saat situasi mulai kondusif, acara dilanjutkan dengan prosesi ngongoma atau mempelai pria memegang ubun-ubun mempelai wanita yang dilanjutkan dengan pembacaan doa. Saat itulah mempelai wanita tiba-tiba jatuh pingsan berulangkali.

"Prosesi nikah dengan pegang ubun-ubun, setelah itu dilanjutkan dengan pembacaan doa, selesai. Tapi si mempelai wanita ini kembali pingsan, terus ada haji (tetua) tiup air, (mempelai wanita) sadar, habis itu pingsan lagi, sadar, pembacaan doa selesai, pingsan lagi," bebernya.

Sumarno mengatakan mempelai wanita yang berkali-kali pingsan akhirnya dilarikan ke rumah sakit. Pihak keluarga khawatir mengingat mempelai wanita sedang hamil.

"Langsung ibu dari mempelai pria ini minta bawa anak itu di rumah sakit. Nah, dari situ saya pikir orang tua mempelai pria ini mungkin khawatir, jangan sampai janin yang dikandung ini kenapa-kenapa," kata Sumarno.

"Karena sebentar lagi mereka punya cucu ini, akhirnya mempelai laki-laki gendong istrinya dan bawa ke rumah sakit. Alhamdulillah, masalah selesai," imbuhnya.

Polisi memastikan penganiayaan tersebut tak berbuntut panjang. Kedua belah pihak sepakat berdamai.

"Tidak buat laporan ke kepolisian. Karena malam itu juga diselesaikan secara kekeluargaan," ujar Kapolsek Ternate Utara Iptu Wahyuddin saat dihubungi detikcom, Sabtu (15/6).

Wahyuddin mengakui pihaknya sempat turun ke lokasi kejadian saat keributan terjadi. Namun dia menegaskan insiden itu sudah diselesaikan secara kekeluargaan.

"Ketika sampai di sana, sudah damai mereka. Keduanya merasa tidak ada yang dirugikan," katanya.




(dai/dai)


Hide Ads