Umat muslim di seluruh dunia tengah bersuka cita merayakan Hari Raya Idul Adha. Perayaan ini identik dengan sajian makanan berat dan daging. Berbagai olahan masakan dari bahan dasar daging dapat dibuat menjadi makanan yang lezat, gurih dan menggugah selera.
Namun, penyajian makanan dari daging ini terkadang membuat lupa porsinya sehingga menyantap habis olahan daging yang disajikan. Padahal, kandungan zat kolesterol dan lemak jenuh yang ada pada daging cukup tinggi dan bersifat tidak baik jika dikonsumsi secara berlebihan.
Bagaimana kadar kolestrol tidak naik saat menyantap olahan daging kurban?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahli gizi dari Rumah Sakit Dr Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang, Yenita mengatakan Idul Adha biasanya akan banyak hidangan yang disajikan dari olahan daging sapi, kambing dan dimasak menjadi rendang, gulai, kari dan lainnya. Bagi orang yang terdiagnosa dengan penyakit Diabetes Militus (DM), Hipertensi, jantung dan lainnya disarankan untuk membatasi makanan yang tinggi lemak.
"Makanan yang tinggi lemak ini biasanya banyak saat Lebaran. Maka dari itu jika ingin mengonsumsi baiknya dibatasi," katanya, Minggu (16/6/2024).
Menurut Yenita, jika ingin makan daging kurban dan agar tidak banyak mengandung lemak dan kolesterol tinggi disarankan untuk mengolah daging kurban dengan mengurangi santan kental.
"Tips dalam mengolah daging kurangi penggunaan santan kental, bisa dibuat di sop, pindang, panggang dan lainnya," katanya.
Selain itu, dalam hidangan lebaran juga perbanyak makan sayur seperti salad sayur, asinan sayur, gado-gado, salad buah dan lainnya.
"Jangan lupa juga untuk makan buah-buahan. Seperti puding buah, salad buah dan buah potong agar tetap sehat saat Lebaran," pungkasnya.
(dai/dai)