Pencarian Satria Terhambat Sampah, Pemkot Lubuklinggau Terjunkan Ekskavator

Sumatera Selatan

Pencarian Satria Terhambat Sampah, Pemkot Lubuklinggau Terjunkan Ekskavator

Muhammad Rizky Pratama - detikSumbagsel
Rabu, 05 Jun 2024 17:50 WIB
Pencarian Satria memasuki hari ketiga. Ia merupakan bocah 4 tahun yang terseret arus Sungai Mesat, Lubuklinggau.
Pencarian Satria di hari ketiga/Foto: Muhammad Rizky Pratama/detikSumbagsel
Lubuklinggau -

Pencarian Satria memasuki hari ketiga. Ia merupakan bocah 4 tahun yang terseret arus Sungai Mesat, Lubuklinggau.

Hingga saat ini, Satria belum ditemukan. Maka dari itu, Pemerintah Kota Lubuklinggau menurunkan ekskavator guna mempermudah proses pencarian.

Pantauan detikSumbagsel, warga serta pihak-pihak terkait gotong royong membantu pencarian Satria. Dengan bantuan ekskavator yang mengangkat tumpukan sampah, pencarian lebih mudah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Koordinator Pos Basarnas Sumsel, Ivan mengatakan tumpukan sampah yang menghambat pencarian sudah dibersihkan. Dengan bantuan warga, pencarian juga menjadi lebih mudah.

"Pencarian anak berumur 4 tahun yang tercebur dan tenggelam di Sungai Mesat sudah memasuki hari ketiga. Untuk sampah-sampah yang menumpuk sudah diatasi dengan alat berat yang di bawah kendali oleh Pemkot Lubuklinggau, serta masyarakat yang turut membantu dalam melakukan pencarian dan membersihkan sampah-sampah ini," kata Ivan saat ditemui detikSumbagsel, Rabu (5/6/2024).

ADVERTISEMENT

Kendala pencarian di hari ketiga ini, kata Ivan, adalah debit air yang turun naik. Sebab, hujan deras mengguyur Kota Lubuklinggau tadi malam.

"Kendalanya karena tumpukan sampah serta debit air yang turun naik akibat hujan deras tadi malam. Sekarang sudah agak berkurang kembali dan lebih banyak teman-teman yang ikut membantu pencarian," ungkapnya.

Pencarian Satria sudah dilakukan sejauh 5 km dari titik korban terjatuh dan terseret arus Sungai Mesat. Ivan memperkirakan korban tersangkut lantaran banyaknya tumpukan sampah di Sungai Mesat.

"Untuk radius pencarian kita usahakan sejauh 5 km dari titik di mana korban terjatuh. Pagi tadi sudah kami lakukan pencarian dari titik awal, menuju ke jembatan hingga ke arah ujung sungai," jelas Ivan.

"Kami tetap melakukan pencarian sesuai dengan SOP dan mengenakan APD. Serta selalu semangat dalam melakukan pencarian," sambungnya.

Ivan menambahkan tim Basarnas tidak menggunakan perahu karet karena banyak potongan bambu yang runcing, serta pecahan botol di Sungai Mesat.

"Kita tidak menggunakan perahu karet karena dampak dari banjir kemarin, banyak bambu-bambu yang runcing serta pecahan botol beling dan seng yang tajam ditakutkan akan merusak perahu karet," tutupnya.




(sun/csb)


Hide Ads