Hari Buku Nasional 17 Mei: Sejarah, Tujuan dan Cara Memperingatinya

Hari Buku Nasional 17 Mei: Sejarah, Tujuan dan Cara Memperingatinya

Amir Yusuf - detikSumbagsel
Kamis, 16 Mei 2024 07:00 WIB
Hari Buku Nasional diperingati setiap 17 Mei. Tujuannya adalah memperingati pentingnya budaya membaca buku. Yuk, simak asal-usul Hari Buku Nasional 17 Mei!
Foto: Ilustrasi Hari Buku Nasional (Freepik)
Palembang -

Hari Buku Nasional atau Harbuknas diperingati pada tanggal 17 Mei setiap tahunnya. Peringatan ini telah dilakukan sejak 22 tahun yang lalu, tepatnya pada 17 Mei 2002.

Dilansir UNESCO, hanya terdapat 0,001% masyarakat Indonesia yang mempunyai minat baca. Hal ini berarti dari 1.000 orang Indonesia, hanya 1 orang yang suka serta aktif membaca. Selain itu, berdasarkan survei yang dilaksanakan oleh Program of International Student Assessment (PISA) ketika tahun 2019, minat baca Indonesia berada di peringkat ke-62 dari 70 negara.

Maka dari itu, tujuan dari peringatan Hari Buku Nasional adalah untuk meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia sehingga bisa menjadikan Indonesia sebagai negara dan mempunyai literasi yang tinggi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas, bagaimana sejarah Hari Buku Nasional? Berikut detikSumbagsel berikan penjelasannya lengkap dengan cara memperingatinya. Simak yuk!

Sejarah Hari Buku Nasional

Dilansir Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Hari Buku Nasional diperingati pertama kali pada tahun 2002. Peringatan tersebut dicetuskan oleh Abdul Malik Fadjar yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan dalam Kabinet Gotong Royong Presiden Megawati Soekarno Putri dan Hamzah Haz.

ADVERTISEMENT

Peringatan Hari Buku Nasional dipilih berdasarkan pada berdirinya Perpustakaan Nasional (Perpusnas) pada 17 Mei 1980. Perpusnas RI dibangun berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0164/0/1980 yang ditandatangani Menteri Pendidikan saat itu Dr. Daoed Joesoef.

Data yang dikeluarkan UNESCO pada 2002 menunjukkan, tingkat literasi orang dewasa atau penduduk yang memiliki usia 15 tahun ke atas berada pada angka 87,9 persen. Angka tersebut jauh jika dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara, seperti Malaysia (88,7 persen), Vietnam (90,3 persen), dan Thailand (92,6 persen).

Tidak hanya tingkat literasi yang rendah, penjualan buku ketika itu juga terbilang rendah. Setiap tahunnya, Indonesia hanya dapat mencetak 18 ribu buku. Angka ini terbilang sangat rendah jika dibandingkan dengan negara Asia lainnya. Negara Jepang dapat mencetak 40 ribu buku setiap tahunnya dan Tiongkok dengan 140 ribu buku per tahunnya.

Maka dari itu, Abdul Malik Fadjar sadar bahwa peningkatan minat baca masyarakat sangat dibutuhkan. Namun terdapat tantangan cukup berat yaitu generasi muda yang sudah mulai didominasi oleh sistem komunikasi dengan telepon, tetapi sedikit membaca buku. Dengan adanya Hari Buku Nasional diharapkan minat untuk baca dapat ditingkatkan sebab membaca dapat menambah pengetahuan perkembangan dunia modern.

Tujuan Hari Buku Nasional

Dikutip Perpustakaan Universitas Brawijaya, Tujuan dari peringatan Hari Buku Nasional tidak hanya untuk meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia. Akan tetapi, juga bertujuan untuk mempromosikan buku-buku karya anak bangsa dan meningkatkan penghargaan terhadap profesi penulis, penerbit, dan juga buku itu sendiri.

Dalam peringatan Hari Buku Nasional, diharapkan seluruh lapisan masyarakat bisa turut serta merayakannya serta meningkatkan kepedulian terhadap buku. Dengan semakin banyaknya masyarakat Indonesia dengan minat baca yang tinggi, diharapkan akan terbentuk negara cerdas, kreatif, dan inovatif.

Cara Memperingati Hari Buku Nasional

Dilansir Perpustakaan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI, terdapat berbagai cara yang dapat dilakukan untuk memperingati Hari Buku Nasional diantaranya sebagai berikut:

1. Menyempatkan diri untuk membeli buku baru ataupun membaca ulang buku favorit yang sudah dimiliki.

2. Mengunjungi perpustakaan kota atau nasional.

3. Mendonasikan buku bekas yang masih layak baca ke perpustakaan lokal, taman baca, sekolah, hingga lembaga penghimpun donasi buku

4. Meramaikan media sosial dengan pesan, gambar hingga kampanye terkait budaya membaca buku.

Demikian penjelasan mengenai sejarah Hari Buku Nasional beserta tujuan hingga cara memperingatinya. Jangan lupa untuk membaca ya detikers!.

Artikel ini ditulis oleh Amir Yusuf, peserta program Magang Merdeka Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(dai/dai)


Hide Ads