Matahati Apit Airlangga, Pengamat: Koalisi Golkar-Gerindra Sudah Cukup

Pilgub Sumsel 2024

Matahati Apit Airlangga, Pengamat: Koalisi Golkar-Gerindra Sudah Cukup

Reiza Pahlevi - detikSumbagsel
Selasa, 14 Mei 2024 20:40 WIB
Mawardi Yahya dan Anita Noeringhati bersama Airlangga Hartarto.
Mawardi Yahya dan Anita Noeringhati bersama Airlangga Hartarto. Foto: Dok. Istimewa
Palembang -

Duet Mawardi Yahya dan Anita Noeringhati (Matahati) di Pilgub Sumatera Selatan (Sumsel) dinantikan kepastiannya. Keduanya belum mendeklarasikan majunya Matahati ke Pilgub, namun tanda-tanda terus bermunculan. Terbaru, beredar foto Mawardi dan Anita bersama Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto.

Dilihat detikSumbagsel pada Selasa (14/5/2024), profil WhatsApp Anita sudah berganti gambar Anita dan Mawardi yang mengapit Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto. Namun, saat ditanya keduanya resmi bersanding di Pilkada Sumsel, Anita belum memberi respons resmi. Sebelumnya, foto profil Anita hanya bergambarkan dirinya dengan latar Partai Golkar.

Pengamat Politik Sumsel Bagindo Togar menilai koalisi partai keduanya sudah memenuhi syarat untuk maju di Pilkada Sumsel. Gerindra, yang merupakan partai Mawardi, memiliki 11 kursi dan Golkar 12 kursi. Total ada 23 kursi jika keduanya berkoalisi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jumlah kursi sudah cukup, tinggal fokus keduanya melakukan konsolidasi. Tidak perlu mengejar dukungan partai lain karena Golkar-Gerindra sudah merupakan kekuatan besar," jelas Direktur Eksekutif Forum Demokrasi Sriwijaya itu.

Sementara pengamat politik Sumsel yang lainnya, Haekal Al Haffafah, mengungkapkan Golkar merupakan partai besar dan pengusung Prabowo dalam Pilpres yang lalu. Gerindra dan Golkar juga merupakan partai pemenang di Pileg. Jika Gerindra-Golkar bersatu, maka kekuatan keduanya akan besar di Sumsel.

ADVERTISEMENT

"Sehingga jauh lebih menguntungkan bagi Mawardi menggandeng kader Golkar ketimbang menunggu Harnojoyo dengan kepastian dukungan dari Demokratnya," ujar Haekal, Selasa (14/5/52024).

Menurutnya, image politik selalu fluktuatif. Sebagaimana diketahui, dinamika politik selalu dipengaruhi situasi dan kondisi yang berubah-ubah atau depending on issues.

"Mungkin ada yang lupa pergerakan lobi elit di lintas partai itu yang kerap tidak terpantau oleh surveyor lembaga survei. Kita perlu melihat sampai pada putusan akhir kemana tiket Golkar berlabuh, jika melihat kecenderungan ke belakang Golkar absen sebagai pemenang di Pilkada sebelumnya," ungkapnya.

Diketahui, pada Pilkada 2018 lalu Golkar kalah dalam Pilkada. Saat itu, Golkar mengusung Ketua DPD Golkar Sumsel berpasangan dengan Ketua DPD PDIP Sumsel Doddy Reza Alex-Giri Ramanda NK. Suara keduanya tipis di bawah Herman Deru-Mawardi Yahya.

"Maka jika mau di-zoom potret Pilkada kali ini dengan memperhatikan konstelasi hasil Pilpres yang sudah berlangsung, ada kemungkinan peluang Golkar mau mengalah (dengan mengusung Cawagub) memberikan tiket itu pada pasangan Matahati," jelasnya.

Sehingga lanjutnya, jika itu terjadi maka Matahati akan direstui oleh Gerindra-Golkar.

"Sementara opsi Mawardi menggandeng Harnojoyo, otomatis tergantikan dengan kehadiran Anita Noeringhati," tukasnya.




(des/des)


Hide Ads