Potret Pendidikan di Pesisir Barat Lampung, Harus Naik Bukit demi Internet

Lampung

Potret Pendidikan di Pesisir Barat Lampung, Harus Naik Bukit demi Internet

Tommy Saputra - detikSumbagsel
Kamis, 02 Mei 2024 15:40 WIB
Murid SD Negeri 104 Krui naik bukit demi mendapat sinyal untuk belajar mengajar.
Murid SDN 104 Krui menaiki bukit agar mendapat sinyal untuk belajar. Foto: Dok. Istimewa (Vicky)
Pesisir Barat -

Tanggal 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Namun, masih banyak wilayah yang pendidikannya jauh dari kata layak. Salah satu cerita perjuangan dalam dunia pendidikan ada di Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung. Murid-murid di sini harus naik ke atas bukit demi bisa mendapatkan sinyal internet.

Cerita berasal dari siswa-siswi SD Negeri 104 Krui yang berada di Kampung Sukamaju, Pekon Pemancar, Kecamatan Pesisir Utara, Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung. Mereka terpaksa harus naik ke atas bukit sejauh 1 kilometer agar bisa mendapatkan sinyal internet untuk kegiatan belajar.

Kegiatan ini jadi rutinitas para pelajar tatkala akan mengulas pelajaran yang memang diharuskan menggunakan akses internet. Sulitnya mendapatkan sinyal internet ini dikarenakan lokasi sekolah yang berada di Bukit Barisan Selatan. Kondisi ini sebenarnya dikeluhkan oleh siswa-siswi sekolah tersebut. Mereka berharap ada solusi atas permasalahan ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Murid SD Negeri 104 Krui naik bukit demi mendapat sinyal untuk belajar mengajar.Murid SD Negeri 104 Krui naik bukit demi mendapat sinyal untuk belajar mengajar. Foto: Dok. Istimewa (Vicky)

"Susah sinyalnya, jadi harus naik ke bukit jalan kaki. Aku sih maunya internetnya ada di sekolah aja jadi biar belajarnya di dalam kelas aja, biar kami nggak capek," kata Fika Putri.

Kepala SD Negeri 104 Krui, Yomi Hamdriatno, mengatakan dirinya memilih untuk mengajak anak didiknya menaiki bukit karena memang kondisi yang mengharuskan.

ADVERTISEMENT

"Memang kondisinya seperti itu, kami terpaksa menaiki bukit untuk mengajak anak didik untuk mendapatkan sinyal internet," katanya, Kamis (2/5/2024).

Kondisi SD Negeri 104 KruiKondisi SD Negeri 104 Krui Foto: Dok. Istimewa (Vicky)

"Di atas itu satu-satunya lokasi yang ada sinyalnya, itu pun numpang di tanah warga. Jadi tempat itu kami bangun gubuk agar siswa-siswi bisa belajar meski tempatnya tidak layak, lalu untuk internet itu berasal dari internet handphone, jadi handphone-nya digantung," tambah Yomi.

Sehari-hari, mungkin cara itu bisa menjadi solusi. Namun, ketika murid-murid menjalani ujian Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK), kondisi tersebut dirasa mengganggu.

"Saat ANBK itu yang sulit. Namun Alhamdulillah ini tahun kedua dengan cara ini (naik ke bukit) kami bisa mengikuti ANBK secara mandiri," tuturnya.

Yomi berharap ada bantuan dari pemerintah dengan menyediakan penguat sinyal internet sehingga dirinya dan dewan guru tidak lagi harus mengajak anak didik menaiki bukit demi mendapatkan sinyal internet.

"Kalau untuk mengatasi internet ini kami sudah mengadu ke mana-mana baik pemerintah daerah maupun provinsi. Kami berharap ada penguat sinyal internet agar anak didik ini bisa belajar di dalam kelas saja," tandasnya.




(des/des)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads