- Pengertian Kelainan Kongenital
- Penyebab Kelainan Kongenital 1. Faktor Genetik 2. Kondisi Sosio-Ekonomi 3. Paparan Alkohol dan Rokok 4. Infeksi 5. Kekurangan Asam Folat
- Gejala yang Muncul 1. Sindrom Down 2. Kelainan Jantung Bawaan 3. Sumbing 4. Spina Bifida 5. Kelainan Pada Ekstremitas 6. Kelainan Saluran Pencernaan
- Cara Mencegah Kelainan Kongenital 1. Merencanakan Kehamilan yang Sehat 2. Konsultasi Genetik 3. Cek Kesehatan Selama Kehamilan 4. Asupan Asam Folat 5. Hindari Lingkungan yang Berisiko 6. Merawat Kesehatan Prenatal 7. Konseling Genetik
Warga Musi Banyuasin dihebohkan adanya bayi lahir bermata satu di RSUD Sekayu, Sumatera Selatan. Bayi tersebut kini sudah meninggal dunia.
Dari keterangan pihak RSUD Sekayu, bayi bermata satu mengalami kelainan kongenital. Lantas, apa itu kelainan kongenital? Berikut penjelasannya.
Pengertian Kelainan Kongenital
Dilansir laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kelainan kongenital disebut juga dengan cacat bawaan lahir. Terdapat abnormalitas struktur atau fungsi tubuh yang ada sejak lahir atau selama janin berkembang di dalam kandungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kelainan ini mencakup berbagai masalah terhadap perkembangan normal tubuh, organ atau sistem jaringan. Sebanyak 6% bayi di dunia lahir dengan kondisi tersebut dan berujung pada kematian.
Penyebab Kelainan Kongenital
Ada beberapa variasi gejala yang terbagi atas jenis dan tingkat risikonya. Mulai dari kelainan fisik hingga masalah kesehatan yang mengganggu perkembangan mental atau fungsi organ. Berikut pembagiaan penyebab kelainan kongenital:
1. Faktor Genetik
Peningkatan risiko kelainan kongenital terjadi apabila salah satu orang tua mempunyai gen yang berhubungan dengan penyakit ini. Kelainan ini lebih sering terjadi pada anak yang lahir dari hubungan sedarah.
2. Kondisi Sosio-Ekonomi
Kemenkes mencatat lebih dari 90% kasus kelainan kongenital terjadi pada kalangan sosial ekonomi rendah. Kondisi keluarga yang berada pada status tersebut rentan memiliki anak yang lahir dengan kelainan kongenital.
3. Paparan Alkohol dan Rokok
Faktor berikutnya karena terkena paparan alkohol dan rokok. Janin yang masih dalam kandungan terkena paparan tersebut maka dapat mengganggu perkembangannya di dalam perut.
4. Infeksi
Ada beberapa infeksi yang menyebabkan kelainan kongenital seperti sifilis, rubella, toksoplasma yang terjadi pada ibu hamil.
5. Kekurangan Asam Folat
Apabila selama kehamilan bayi kekurangan asam folat maka dapat menyebabkan kelainan kongenital. Hal itu terjadi karena terjadinya spina bifida, selubung saraf janin tidak menutup dengan sempurna.
Gejala yang Muncul
Beberapa kelainan kongenital memiliki gejala sejak baru lahir. Sementara lainnya berpotensi muncul beberapa bulan hingga tahun setelah proses kelahiran. Inilah gejala yang muncul sebagai tanda kelainan kongenital.
1. Sindrom Down
Sindrom down terlihat karena adanya retardasi mental, ciri khas fisik seperti wajah bulat dengan mata cekung, leher pendek, linda yang besar, telinga yang kecil, kemudian karakteristika tangan dan jari yang berbeda.
Bayi dengan sindown down cenderung mengalami perkembangan motorik yang lambat, gangguan pendengaran, masalah jantung hingga tiroid.
2. Kelainan Jantung Bawaan
Gejala kelainan jantung bawaan bisa terjadi pada bayi yang memiliki ciri-ciri nafas pendek, sianosis yakni kulit atau bibir berubah jadi biru, denyut jantung tidak normal, pertumbuhan lambat, kelelahan dan susah menyusu.
3. Sumbing
Kondisi sumbing bisa terjadi pada bibir, gusi, atau langit-langit mulut. Gejalanya meliputi ada celah pada bibir atau langit-langit mulut, kesulitan makan atau menyusu, masalah bicara dan pendengaran.
4. Spina Bifida
Tanda berikutnya pada spina bifida yang mengalami kegagalan penutupan tulang belakang sehingga berakibat adanya benjolan di penggung, kelumpuhan pada bagian bawah tubuh, kelemahan otot, gangguan kontrol kandung kemih atau usus, serta masalah pendengaran dan penglihatan.
5. Kelainan Pada Ekstremitas
Masalah cacat bawaan pada ekstremitas menyebabkan ketidaknormalan struktur serta fungsi tangan atau kaki. Gejalanya terlihat pada bentuk atau panjang jari, ketidaknormalan sendi, kelumpuhan atau melemahnya otot ekstremitas.
6. Kelainan Saluran Pencernaan
Penyebab terakhir bisa karena kelainan kongenital pada saluran pencernaan yang dapat menyebabkan gejala seperti kesulitan makan, muntah, perut kembung, konstipasi atau diare yang persisten.
Cara Mencegah Kelainan Kongenital
Terdapat beberapa cara untuk mencegah terjadinya kelainan kongenital pada bayi sebelum lahir. Simak langkah-langkah berikut:
1. Merencanakan Kehamilan yang Sehat
Kehamilan yang baik dan sehat membantu mengurangi resiko kelainan kongenital. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan paling utama menjaga pola makan, hindari konsumsi alkohol, merokok, obat-obatan terlarang, serta menjaga berat badan tetap sehat sebelum dan selama kehamilan.
2. Konsultasi Genetik
Ketika ada riwayat kelainan kongenital di keluarga atau mempunyai kekhawatiran khusus, maka konsultasilah dengan konselor genetik atau dokter untuk mendapat informasi dan penilaian risiko dari faktor genetik.
3. Cek Kesehatan Selama Kehamilan
Memeriksakan diri secara teratur selama kehamilan kepada dokter atau bidan harus menjadi prioritas. Calon ibu perlu memastikan tubuh dan janinnya sehat dengan memantau perkembangan di dalam kandungan seperti pemeriksaan prenatal meliputi ultrasound, tes darah.
4. Asupan Asam Folat
Konsumsi asam folat penting bagi ibu hamil. Rutinkan mengonsumsi suplemen asam folat sebelum dan selama kehamilan untuk mengurangi risiko kelainan kongenital seperti spina bifida. Konsultasi dengan dokter untuk menentukan dosis yang tepat.
5. Hindari Lingkungan yang Berisiko
Salah satu yang harus dihindari adalah paparan zat beracun atau berbahaya selama masa kehamilan. Hindari juga bahan-bahan kimia beracun, radiasi, obat-obatan tertentu, dan infeksi yang menjadi faktor peningkatan risiko kelainan kongenital.
6. Merawat Kesehatan Prenatal
Pemeriksaan prenatal yang rutin seperti mengecek ultrasonografi, tes darah dan tes genetik dapat membantu mendeteksi kelainan kongenital sejak dini. Jika terdeteksi, maka lakukanlah perawatan dan manajemen yang tepat.
7. Konseling Genetik
Cara terakhir adalah melakukan konseling genetik untuk pasangan yang membawa gen kelainan kongenital. Hal itu membantu untuk memahami risiko potensial dan mempertimbangkan opsi genetik dengan cara pra tes kehamilan atau pemilihan bayi secara selektif.
Itulah pemahaman mengenai kelainan kongenital yang perlu diketahui sebelum kehamilan.Semoga bermanfaat ya detikers!
(csb/csb)