Kasus Aiptu FN yang menembak dan menusuk debt collector di Palembang terus diusut Polda Sumatera Selatan. Dari pemeriksaan sementara, personel Sat Samapta Polres Lubuklinggau itu mengklaim saat kejadian ia sedang membela atau melindungi keluarganya dari teror 12 orang debt collector tersebut.
Hal itu diungkapkan Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Sunarto setelah mengambil keterangan secara langsung terhadap Aiptu FN, di Mapolda Sumsel, Senin (25/3/2024).
"Iya, saya sudah bertemu secara langsung dengan saudara FN," kata Kombes Sunarto kepada detikSumbagsel, Senin (25/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sunarto menjelaskan bukan tanpa alasan Aiptu FN melakukan perbuatan itu. Emosinya tak terbendung karena saat kejadian ia, istri, dan anaknya merasa terancam oleh kawanan debt collector yang berjumlah 12 orang tersebut.
"Mengapa dia melakukan itu? yang pertama, karena dia melakukan untuk melindungi keselamatan keluarganya," katanya.
Sunarto pun membeberkan, saat kejadian di lokasi Aiptu FN tak sendirian. Selain istrinya yang terekam video viral, di sana juga ada dua orang anaknya yang ketakutan atas ancaman perampasan mobil yang dilakukan 12 orang tersebut.
"Jadi, ada istri dan dua anaknya yang kala itu dihadang oleh 12 orang yang diduga debt collector tadi, dengan menggedor-gedor kaca mobil, kemudian memaksa meminta kunci mobil sehingga kemudian ada upaya untuk melindungi keluarga dari yang bersangkutan," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, Aiptu FN yang menusuk debt collector di Palembang kini ditahan di tempat khusus (dipatsus) usai menyerahkan diri ke Polda Sumsel. Terungkap saat bertugas ternyata Aiptu FN memang tak mengantongi izin pemakaian senpi saat bertugas.
Hal itu diungkapkan Kapolres Lubuklinggau AKBP Indra Arya Yudha yang merupakan atas langsung Aiptu FN, di satuan kerjanya di Polres tersebut. Indra membenarkan jika Aiptu FN tengah dipatsus di kasus tersebut di Mapolda.
"Benar Aiptu FN memang salah satu personel di Polres Lubuklinggau yang berdinas di Sat Samapta. Dan saat ini sudah (dipatsus) di Mapolda Sumsel," kata AKBP Indra dikonfirmasi detikSumbagsel, Senin (25/3/2024).
Aiptu FN sendiri, katanya, menyerahkan diri usai diberikan imbauan atau pemahaman atas apa yang telah dia lakukan terhadap DC tersebut.
"Semalam kita berkomunikasi dengan yang bersangkutan, kita berikan pemahaman ke yang bersangkutan untuk menyerahkan diri ke Mapolda Sumsel. Kita kawal menuju Mapolda tadi Pagi sudah tiba dan saat ini tengah menjalani pemeriksaan intensif," terangnya.
Indra juga memastikan, pasca kejadian itu hingga Aiptu FN menyerah diri kondisi kesehatannya dalam keadaan baik. Selama menjabat menjadi Kapolres, Indra mengklaim Aiptu FN merupakan sosok anggota yang baik dan tidak banyak ulah.
"Untuk kondisi kesehatannya dalam keadaan baik dan juga dalam keadaan normal. Dia juga sangat menyadari apa yang diperbuatnya dan siap mempertanggungjawabkan. Selama ini sepanjang saya menjabat jadi Kapolres tidak pernah ada permasalahan yang kami terima, yang bersangkutan bekerja dengan baik-baik saja," ungkapnya.
Selama bertugas, menurutnya Aiptu FN memang tak dibekali senjata dinas atau senjata organik. Namun untuk air softgun yang digunakannya saat kejadian, Indra menyarankan mengkonfirmasi hal itu ke Ditreskrimum Polda Sumsel. Saat berada di Palembang waktu, Aiptu FN juga bukan dalam rangka berdinas.
"(Aiptu FN di Palembang saat kejadian) bukan dalam rangka kedinasan. Dan dia tidak dibekali dengan senjata dinas atau senjata orang. Kalau soal itu (softgun) yang menangani dari Ditreskrimum," jelasnya.
(dai/dai)