Salat duha adalah salat sunah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan pada waktu dengan tata cara tertentu. Salat duha menjadi ibadah sunah yang mengandung keutamaan yang besar serta manfaat bagi umat Islam yang menjalankannya.
Salat duha bukan sekedar ibadah sunah yang dianjurkan saja. Salat duha dapat membersihkan jiwa dan meningkatkan keimanan juga ketakwaan kepada Allah SWT.
Bagi detikers yang ingin tahu lebih dalam mengenai pengertian, tata cara, dan bilangan rakaat salat duha, berikut detikSumbagsel rangkum dari berbagai sumber.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengertian Salat Dhuha
Salat duha merupakan ibadah sunah atau kegiatan salat yang hukumnya sunah muakkad. Maksudnya, sunah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan.
Dilansir Buku Saku Dirasat Islamiyah: Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda oleh KH Mahid Dkk, salat duha adalah salat yang dilakukan pada waktu duha, yaitu waktu ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak terbitnya hingga waktu Zuhur.
Salat duha juga memiliki jumlah rakaat yang minimal dikerjakan sebanyak 2 rakaat dan maksimal 12 rakaat dan dilakukan dalam satuan 2 rakaat 1 kali salam.
Tata Cara Salat Dhuha
Masih dari sumber yang sama, tata cara salat duha terdiri dari:
1. Niat Salat Duha
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin: Ushallî sunnatad dhahâ rak'ataini lillâhi ta'âlâ.
Artinya: Saya niat shalot sunnah Dhuha dua rakaat karena Allah ta'ala.
2. Bacaan surah yang disunahkan saat salat duha
Rakaat pertama setelah membaca Al-Fatihah disunahkan membaca surah Asy-Syams atau surah Al-Kafirun. Lalu rakaat kedua setelah membaca Al-Fatihah disunahkan membaca surah Ad-Dhuha atau surah Al-Ikhlas.
3. Doa Sesudah salat duha
Ketika selesai menunaikan salat duha, ada doa khusus yang boleh dibaca khusus setelah salat duha:
اَللّٰهُمَّ إِنَّ الضَّحَآءَ ضَحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَــالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللّٰهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِيْ فِي السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ، وَإِنْ كَانَ فِي الْأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ، وَإِنْ كَانَ مُعْسَرًا فَيَسِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ، بِحَقِّ ضَحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِيْ مَآ أَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
Latin: Allahumma innad-duhaa'a duhaa'uka wal bahaa'a bahaa'uka wal jamaala jamaaluka wal quwwata quwwatuka wal-qudrota qudratuka wal 'ismata 'ismatuka.
Allaahumma in kaana rizqii fis-samaa'i fa anzilhu, wa in kaana fil ardi fa akhrijhu, wa in kaana mu'assiran fa yassirhu, wa in kaana haraaman fa tahhirhu wa in kaana ba'iidan fa qarribhu bi haqqi duhaa'ika wa bahaa'ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatinii maa ataita 'ibaadakash-shalihiin.
Artinya: "Ya Allah, bahwasanya waktu dhuha itu waktu dhuhaMu, kecantikan ialah kecantikanMu, keindahan itu keindahanMu, kekuatan itu kekuatanMu, kekuasaan itu kekuasaanMu, dan perlindungan itu perlindunganMu".
"Ya Allah, jika rizkiku masih dilangit, turunkanlah. dan jika ada di dalam bumi, keluarkanlah, jika sukar mudahkanlah, jika haram sucikanlah, jika masih jauh dekatkanlah, berkat waktu dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaanMu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hambaMu yang shaleh."
Bilangan Rakaat Salat Dhuha
Melaksanakan salat duha boleh sekurang-kurangnya 2 rakaat. Untuk batasannya tidak dapat dipastikan jumlahnya. Dilansir buku Berkah Shalat Dhuha oleh M. Khalilurrahman Al Mahfani, Terkadang Rasulullah mengerjakan dua rakaat, empat rakaat, delapan rakaat, bahkan lebih. Setiap dua rakaat ditutup dengan salam.
Adapun hadis riwayat Abu Daud sebagai berikut:
Dari Ummu Hani' binti Abu Thalib, bahwa Rasulullah mengerjakan shalat dhuha sebanyak delapan rakaat dan mengucapkan salam pada setiap dua rakaat, "Bahwasanya Rasulullah pada yaumul fathi (penaklukan Kota Mekah) Salat sunah Dhuha delapan rakaat dan mengucapkan salam pada setiap dua rakaat." (H.R Abu Daud).
Itulah tadi penjelasan seputar salat duha yang bisa detikers pahami. Semoga artikel ini menjadi inspirasi serta menambah wawasan detikers yang ingin beribadah ya.
Artikel ini ditulis oleh Achmad Rizqi Setiawan, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(dai/dai)