Puluhan ribu umat Muslim mengikuti puncak ziarah kubra yang digelar di Kota Palembang, Sumatera Selatan. Tradisi ini biasa dilakukan jelang Ramadan dan selalu digelar setiap tahun. Tahun ini digelar pada 1-3 Maret 2024.
Lantunan kalimat Tauhid, Asmaul Husna dan Asmaun Nabi dilafadzkan sepanjang perjalanan mereka berziarah. Pelaksanaan ziarah kubra dimulai dari Jalan Slamet Riyadi-Jalan Perintis Kemerdekaan-Jalan Letkol Nuramin-Jalan Belabak.
Meskipun gerimis, tidak menyurutkan niat umat Muslim untuk menziarahi sejumlah makam para ulama dan pejuang Islam. Di hari ketiga pelaksanaan, kegiatan yang digelar berupa Haul Al-Habib Abdullah bin Idrus Shahab dan Al-Habib Abdurrahman Al-Bin Hamid Perkampungan Sejarah Sungai Bayas, Kuto Batu, 8 Ilir Palembang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilanjutkan ziarah ke pemakaman Pangeran Syarif Ali BSA 5 Ilir, Kesultanan Kawah Tengkurep 3 Ilir dan Auliya Kambang Koci 5 Ilir. Sore pukul 16.00 WIB dilanjutkan wisata bahari dan ziarah ke Makam Waliyullah Kyai Muara Ogan, Kertapati Pulau Kemaro.
Ketua Panitia Haul dan ziarah Kubra Ulama dan Auliya Palembang Darussalam 1445 H/2024 M, Ustaz Abdurrahman Hasan Al-Habsyi mengatakan, pelaksanaam ziarah kubra tahun ini lebih ramai dibandingkan tahun sebelumnya. Antusias masyarakat yang hadir cukup tinggi.
Tamu-tamu yang datang dari luar wilayah Palembang, termasuk Sumsel dan Indonesia juga sudah berdatangan pada hari pertama. Seperti dari Yaman, Arab Saudi, Malaysia dan lainnya.
"Antusias umat yang hadir sangat tinggi, pelaksanaan juga berjalan dengan tertib, aman dan lancar," ujarnya, Minggu (3/3/2024).
Menurutnya, ziarah kubra yang dilaksanakan ini untuk mengenang kembali para pendahulu yang berjuang di jalan Allah. Kegiatan itu juga disebutnya sesuai anjuran Nabi Muhammad, untuk berkunjung ke makam-makam orang soleh.
"Kita meniru apa yang diajarkan Nabi Muhammad dahulu yang juga menziarahi makam Nabi Musa, Nabi Hud dan lain-lainnya," ungkapnya.
Dalam kegiatan itu, pihaknya mempersilakan wisatawan yang ingin hadir untuk ikut. Hanya saja, pelaksanaan itu hanya bisa diikuti oleh laki-laki.
"Silakan untuk melihat, tapi khusus untuk laki-laki. Dalam ziarah ini, seluruh elemen bisa ikut dalam kegiatan, tidak membeda-bedakan," katanya.
Seusai pelaksanaan, pihak panitia juga menyiapkan hidangan yang bisa dinikmati bersama seluruh umat yang hadir dalam ziarah kubra. Hidangan berupa nampan yang bisa dimakan untuk 4 orang dalam 1 wadah. Menu yang disiapkan berupa nasi kebuli dan daging kambing.
"Makan hidangan bersama-sama dalam 1 nampan juga pernah dilakukan pada zaman nabi dulu. Itu untuk menyatukan hati kita, hati orang mukmin, bahwa kita sama satu sama lain, tidak membeda-bedakan antara fulan dan fulan dalam 1 hidangan. Bisa saja antara mereka tidak saling kenal, tapi makan bersama," ungkapnya.
(csb/csb)