Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyebut puluhan anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) meninggal dunia selama Pemilu 2024. Dia berharap jumlah kematian pada penyelenggaraan pemilu berikutnya dapat ditekan hingga angka nol.
Dilansir detikHealth, awalnya Budi Gunadi Sadikin berbicara soal data KPU yang menunjukkan 71 petugas pemilu meninggal dunia. Jumlahnya jauh berkurang dibandingkan pada Pemilu 2019.
Namun, Budi menegaskan bahwa satu kematian pun sudah terlalu banyak dan semestinya dapat diantisipasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang terjadi penurunan yang drastis dari jumlah petugas Pemilu yang wafat, tapi kami melihat 1 nyawa yang meninggal sudah terlalu banyak," kata Budi di Kantor Kemenkes, Senin (19/2/2024).
Sebelum pelaksanaan Pemilu, lanjut Budi, telah dilakukan screening kesehatan terhadap petugas pemilu. Hasilnya dari 6,8 juta petugas, sebanyak 398 ribu di antaranya tercatat memiliki penyakit penyerta.
Hipertensi menjadi penyakit bawaan yang paling banyak dialami petugas pemilu, disusul penyakit jantung. Banyak kasus petugas meninggal juga dipicu kelelahan karena beban kerja, sehingga memperparah kondisi penyakit mereka.
Budi pun mengungkapkan harapannya agar pada penyelenggaraan pemilu selanjutnya, jumlah kematian akibat kelelahan bertugas dapat ditekan. Bahkan hingga angka nol.
"Pemilu 2029 diharapkan nol yang wafat," tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, Bawaslu Sumsel mencatat sepanjang pelaksanaan Pemilu 2024 ini, sudah ada 3 orang petugas pemilu yang meninggal dunia. Terbaru, Ketua PPS Desa Banu Ayu, Kecamatan Buay Pemuka Peliung, OKU Timur atas nama Suryadi (40) dilaporkan meninggal dunia usai pencoblosan.
"Iya betul sudah tiga meninggal. Dua meninggal sebelum pencoblosan dan satu lagi usai pencoblosan," ujar Ketua Bawaslu Sumsel Kurniawan, Senin (19/2/2024).
Dari informasi yang beredar, Suryadi sempat mencoblos di TPS 3 Desa Banu Ayu pada Rabu (14/2/2024). Saat bertugas, Suryadi mengalami pusing dan muntah. Kemudian dia diantar pulang ke rumahnya. Pada malam hari, Suryadi dibawa ke RSUD Martapura oleh pihak keluarga.
Suryadi meninggal pada Minggu (18/2/2024) diduga karena kelelahan. Sebelum sakit, Suryadi sempat datang ke Sekretariat PPK untuk mengecek logistik pemilu.
(des/des)