Isra Mikraj tahun ini diperingati pada tanggal 8 Februari atau 27 Rajab 1445 H. Peristiwa inilah asal mula perintah salat untuk Muslim diterima.
Selain perintah salat, Isra Mikraj memiliki berbagai makna lainnya yang tak kalah besar bagi umat Islam.
Lantas apa itu Isra Mikraj dan apa artinya dalam Islam? Berikut detikSumbagsel rangkum informasinya untuk detikers!
Apa itu Isra Mikraj?
Peristiwa Isra Mikraj adalah peristiwa yang mengantarkan Nabi Muhammad SAW dalam menerima perintah salat. Perjalanan ini adalah mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW selain Al-Qur'an.
Menurut jurnal berjudul Narasi Peristiwa Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW pada Buku SKI di MI karya Abdul Gani JN dkk, Isra Mikraj berasal dari dua kata, yaitu isra' yang berarti perjalanan Nabi Muhammad SAW di malam hari. Sedangkan mi'raj memiliki arti perjalanan Rasulullah SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, kemudian naik ke Sidratul Muntaha.
Dari kedua pengertian tersebut, maka Isra Mikraj dapat diartikan sebagai perjalanan malam Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa kemudian naik ke langit hingga Sidratul Muntaha. Disebutkan bahwa perjalanan tersebut menunggangi Burak.
Saat mi'raj, Rasulullah dibawa menuju ke Sidratul Muntaha melewati 7 lapis langit. Di sanalah ia menerima perintah Allah SWT mengenai kewajiban salat.
Arti Isra Mikraj bagi Umat Islam
Dari perjalanan tersebut, Nabi Muhammad SAW membawa perintah Allah SWT berupa Rukun Islam kedua, yaitu kewajiban menunaikan salat 5 waktu sehari semalam.
Kemudian, diketahui bahwa peristiwa tersebut terjadi setelah masa kesedihan Nabi Muhammad SAW di mana saat itu beliau baru saja kehilangan dua orang terkasihnya, Abu Thalib dan Siti Khadijah. Kehilangan itu juga dimanfaatkan musuhnya yang beranggapan tanpa keduanya, Rasulullah SAW tak punya pelindung.
Perjalanan ini kemudian menjadi cara Allah SWT menghibur sang Rasul dari keresahan dan kesedihannya, dengan cara memperlihatkan tanda-tanda kebesaran-Nya. Hal itu dijelaskan dalam Al-Quran Surah Al-Isra ayat 1 yang berbunyi:
سُبۡحَٰنَ ٱلَّذِيٓ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَيۡلٗا مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا ٱلَّذِي بَٰرَكۡنَا حَوۡلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنۡ ءَايَٰتِنَآۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ
"Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjid al-Haram ke Masjid al-Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami memperlihatkan kepadanya dari tanda-tanda kebesaran Kami. Sungguh Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (QS Al-Isra [17]: 1)
Lebih dari itu, perjalanan yang dilakukan Rasulullah SAW tersebut adalah sesuatu yang mustahil jika dipikirkan secara logika, apalagi dengan teknologi yang ada di jaman dahulu. Disebutkan bahwa belum ada yang dapat menyamai kecepatan Burak bahkan hingga sampai saat ini.
Peristiwa tersebut sulit dijangkau akal manusia apalagi dengan waktu yang sangat singkat, yaitu satu malam. Sedangkan pada saat itu, perjalanan normal ke Syria membutuhkan waktu lebih dari satu bulan ditambah. Ditambah dengan naiknya Rasulullah SAW ke Sidratul Muntaha.
Ini merupakan ujian keimanan untuk umat Islam. Manusia diuji apakah dirinya mengimani atau tidak terhadap kebesaran dan kekuasaan Allah SWT.
Itulah informasi mengenai arti Isra Mikraj dalam Islam. Semoga bermanfaat ya, detikers!
(dai/dai)