Hardi (24), nahkoda motor sungai atau ketek yang bertabrakan dengan speedboat di perairan Tanjung Serai, Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel) memberi pengakuan terkait kronologi kejadian tersebut. Hardi langsung menolong para korban usai insiden tabrakan itu terjadi.
Insiden kecelakaan air itu sendiri terjadi di perairan Tanjung Serai, Kecamatan Tanjung Lago, Banyuasin, Sumsel pada Minggu (4/2/2024) dini hari. Saat kejadian, ketek yang dikendarai Hardi bertolak dari sungai Bungin menuju ke dermaga PU. Sementara speedboat berpenumpang 11 orang itu hendak menuju ke Lalan, Musi Banyuasin.
"Saya membawa ketek (bermuatan kelapa) posisinya di tengah (sungai) dan malam itu cuacanya memang gelap karena hujan," kata dia kepada detikSumbagsel, Minggu (4/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun Hardi memastikan bahwa ketek yang dikemudikannya itu dilengkapi dengan penerangan yang cukup. Dia juga tak menyangka ada speedboat dengan kecepatan tinggi tanpa penerangan yang cukup mengarah kepadanya.
"Tapi meski gelap saya tetap menghidupkan lampu sebagai penerangan (saat jalan di sungai), sementara speedboat itu tidak ada lampu sehingga terjadi kecelakaan," tuturnya.
Dia memastikan bahwa ketek yang dikemudikannya itu tidak dalam kecepatan tinggi, berbeda dengan speedboat tersebut.
"Saya bawa kelapa dari Sungai Bungin mau ke (dermaga) PU. Saat kecelakaan saya langsung bantu (proses evakuasi korban). (Ada) 8 orang berhasil di selamatkan, 5 kritis dan 3 dibawa ke rumah sakit. (Korban) yang kritis saya tidak tahu kabarnya," ujarnya.
Sementara itu, Kasat Polairud Polres Banyuasin, Iptu Disa Javier Suwarna Putra mengungkapkan kecelakaan speedboat Sinar Agung dengan perahu ketek menyebabkan 3 penumpang speedboat tewas, 5 orang luka-luka dan 3 orang masih hilang. Korban hilang termasuk dengan jasad bayi yang sebelumnya dibawa ke perahu setelah keluar dari rumah sakit, dan rencananya akan dimakamkan di Muba.
Menurutnya, kecelakaan itu terjadi diduga karena kurangnya lampu penerangan pada speedboat tersebut.
"Kecelakaan speedboat Sinar Agung mesin 40 Pk dengan perahu ketek bermuatan kelapa diduga karena kurangnya lampu penerangan saat malam hari," ujar Disa.
Diakui Disa, nahkoda speedboat tersebut bernama Sudarno (40) termasuk dalam korban luka-luka serta dibawa langsung ke rumah sakit pasca kecelakaan terjadi.
"Untuk pengemudi perahu ketek saat ini sudah diamankan di Mako Polairud Polres Banyuasin dan masih diambil keterangan. Saat ini kami masih fokus mencari tiga koran yang hilang yang hingga kini belum ditemukan," kata dia.
(dai/dai)