Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Palembang mengalami peningkatan yang signifikan. Bahkan di minggu keempat bulan Januari ini saja sudah ada 3 orang yang meninggal dunia.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Palembang Yudhi Setiawan mengatakan kasus DBD di Palembang tercatat sudah ada 140 kasus. Jumlah ini meningkat dari bulan sebelumnya sekitar 70 persen dari bulan sebelumnya.
"Ya tahun 2024 kasus DBD di Palembang sudah mencapai 140 Kasus, baru 25 hari tapi sudah ada 140 kasus," katanya kepada detikSumbagsel, Kamis (25/1/2024).
Yudhi menjelaskan kasus DBD tertinggi di Palembang berada di Kecamatan Sukarami dengan 17 kasus dan yang terendah ada di Kecamatan Bukit Kecil Palembang sebanyak 1 kasus.
"Dari data yang ada tercatat pasien yang kena DBD ini ada 65 laki-laki dan 75 perempuan di Kota Palembang," jelasnya.
Yudhi mengungkapkan dari kasus DBD yang didata tahun ini, sudah ada 3 orang yang dilaporkan meninggal dunia, terdiri dari 2 orang perempuan dan satu orang laki-laki.
"Kasus DBD tahun 2024 ini juga sudah menimbulkan korban jiwa. Untuk itu warga harus waspada dan tidak boleh menganggap enteng," tegasnya.
Yudhi menyebut peran masyarakat dalam mewaspadai penularan kasus DBD sangat besar. Adapun ciri-ciri seseorang terkena DBD yakni demam tinggi hingga 40 derajat celcius, nyeri seluruh badan dan sakit kepala atau pusing, kemudian muncul bintik-bintik merah di badan.
"Jika sudah terkena gejala seperti itu, segera pergi ke puskesmas atau rumah sakit agar mendapatkan pertolongan pertama," ungkapnya.
Dia menyebut saat ini sudah memasuki musim hujan dan kewaspadaan terhadap potensi DBD harus ditingkatkan. Untuk mencegah terjadinya DBD, pihaknya pun sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat di Palembang. Di antaranya menganjurkan untuk menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, dan mendaur ulang berbagai barang yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes Aegypti yang membawa virus DBD pada manusia.
"Kami mengimbau masyarakat agar secara dini mewaspadai potensi DBD karena memasuki musim hujan kita tahu saat musim hujan biasanya kasus DBD meningkat," ungkapnya.
(dai/dai)