Banjir yang melanda Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) sejak Rabu (12/1) membuat sejumlah lahan sawah milik warga terendam dan ambruk. Padahal, lahan sawah itu siap panen.
Tanil Nurdin, Warga Desa Remban, Kecamatan Rawas Ulu mengatakan, sawah miliknya dan warga sekitar gagal panen akibat banjir yang merendam lahan pertaniannya. Padahal, dalam beberapa hari ke depan sawah itu siap panen.
"Mungkin 90 persen lahan sawah gagal panen, padahal lahan sawah masyarakat sudah siap panen," ujar Nurdin, Jumat (12/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Masjid Nurul Iman Desa Remban ini menyebut, akibat banjir ini, jika ditotal bisa menyebabkan kerugian materil hingga ratusan juta Rupiah. Ia berharap, banjir yang terjadi ini bisa segera teratasi dan pemerintah memberi bantuan terhadap korban di Muratara.
"Bantuan belum ada dari pemerintah, sehingga kami buka posko posko untuk warga dan ini dana kolektif," jelasnya.
Banjir yang terjadi di tempatnya juga membuat listrik padam. Pemadaman terjadi 3 hari terakhir atau sejak Rabu lalu. Pemadaman itu diduga karena ada gardu yang terendam.
"PLN yang memadamkan listrik karena di daerah Rupit dan Rawas Ilir sudah ada gardu yang terendam," ungkapnya.
Ia menambahkan, hingga saat ini ada sekitar 5 dusun di Desa Remban yang terendam banjir setinggi 1,5 meter. Di wilayah itu disebutnya, ada sekitar 800-an rumah terendam banjir. Sejumlah sekolah di wilayah itu juga terendam banjir, yakni 3 Sekolah Dasar (SD), 1 Taman Kanak-Kanak (TK) dan 1 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
"Ada 6 sekolahan yang terendam banjir," tukasnya.
Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel, Sudirman mengatakan, sejumlah lahan pertanian dan perkebunan di Muratara terendam banjir. Dari data yang masuk, ada sekitar 694 hektar sawah terendam banjir dan 14 hektar kebun tanaman jagung.
(mud/mud)