35 Sekolah di Muratara Terendam Banjir, Siswa Diliburkan

Sumatera Selatan

35 Sekolah di Muratara Terendam Banjir, Siswa Diliburkan

Reiza Pahlevi - detikSumbagsel
Jumat, 12 Jan 2024 20:29 WIB
Salah satu sekolah terdampak banjir di Muratara.
Foto: Dok. Disdik Muratara
Muratara -

Sebanyak 35 Sekolah Dasar Negeri (SDN) dan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan terendam banjir. Akibatnya, kegiatan belajar mengajar tidak bisa dilakukan dan siswa diliburkan sementara.

"Ada 27 SDN dan 8 SMPN yang terdampak banjir dengan jumlah 6.700 siswa tidak bisa bersekolah. Mereka diliburkan sementara waktu sampai keadaan banjir betul-betul aman," ujar Plt Kepala Dinas Pendidikan Muratara, Zazili, Jumat (12/1/2024).

Dia menyebut 35 sekolah yangterdampak itu tersebar di 6 kecamatan. Yakni, di Kecamatan Karang Dapo ada 4 desa, yakni Desa Biaro Baru, karang Dapo, Rantau Kadam dan Kertasari. Di lokasi itu ada 6 SDN dan 1 SMPN yang terdampak banjir. Kemudian Kecamatan Rawas Ilir terdapat 5 SDN dan 1 SMPN kebanjiran yang tersebar di 5 desa, yakni di Desa Bingin Teluk, Mandi Angin, Translok Pauh, Belani dan Tanjug Raja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Kecamatan Rawas Ulu, banjir merendam 4 SDN dan 2 SMPN di Desa Lesung Batu Muda, Karta Dewa, Remban, Pangkalan dan Pulau Lebar. Terbanyak di Kecamatan Rupit yang merendam 10 SDN dan 2 SMPN di Desa Noman, Pantai, Lawag Agung, Maur, Karang Anyar dan Lubuk Rumbai.

Selanjutnya di Kecamatan Ulu Rawas 1 SDN dan 2 SMPN terendam di Desa Napallicin, Pulau Kidak dan Kemang. Dan Kecamatan Karang Jaya hanya 1 SDN di Desa Embacang Lama.

ADVERTISEMENT

"Kondisi terkini yang sulit dihubungi ada 3 kecamatan dan akses jalan tidak bisa dilalui, sinyal juga tidak maksimal karena listrik dimatikan. Ketiga kecamatan itu Ulu Rawas, Karang Dapo dan Rawas Ilir," jelasnya.

Sampai saat ini, kata Zazili, pihaknya belum mengetahui tingkat kerusakan yang terjadi di tiap sekolah yang terdampak banjir.

"Belum diketahui dampak kerusakan dan kerugian akibat dari banjir yang terjadi saat ini," jelasnya.

Dia menjelaskan, bencana banjir yang terjadi saat ini di Muratara merupakan yang terbesar dalam 30 tahun terakhir.

Penurunan debit air di sungai, katanya, juga tidak signifikan dan lambat.

"Banjir ini yang terbesar dalam 30 tahun terakhir, penurunan debit air juga lambat sekali. Biasanya 3-4 jam sudah surut, ini sudah 2-3 hari ini belum surut," jelasnya.




(dai/dai)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads