Aksi demo sopir batu bara menolak penyetopan operasional di Rumah Dinas Gubernur Jambi, berlangsung hingga malam hari. Massa bertahan karena belum bertemu Gubernur Jambi Al Haris.
Massa meminta Gubernur kembali membuka operasional batu bara melintas di jalan umum. Pantauan di lokasi Senin malam, massa masih bertahan memarkirkan truknya di depan Rumdis Gubernur Jambi hingga ke arah Kasang, Kecamatan Jambi Timur.
Truk batu bara bahkan menutup jalan dari arah Kasang menuju Rumdis Gubernur. Begitu juga dari arah Simpang depan WTC Jambi dialihkan melewati Pasar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksi yang digelar sejak pagi tampaknya tidak kunjung membuahkan hasil. Bahkan menurut keterangan salah satu massa, mereka tak kunjung bertemu dengan Gubernur Jambi Al Haris.
Massa bertahan di pelataran wisata Jembatan Gentala Arasy hingga taman Ancol Jambi. Tak sedikit pula, para aksi membawa keluarganya hingga istri dan anaknya untuk melakukan protes penolakan keputusan Gubernur Jambi itu.
"Kami memohon tambang ini dibuka. Karena apo, banyak yang merasokan dampaknyo. Dari yang punya tampal ban, kemudian yang jual-jual nasi uduk," ujar Apris, salah satu sopir batu bara, Senin (8/1/2024).
Apris mengatakan bahwa dirinya dan massa akan bertahan sampai ada keputusan membuka kembali operasional batu bara. Ia mengatakan jika memang dihentikan maka batu bara lewat jalur sungai juga harus dihentikan.
"Kami akan bertahan sampai ada keputusan. Kalo iyo, iyo. Kalo idak, idak. Jadi tutup galo (semua) biak pun yang di aek (batu bara lewat sungai)," katanya.
Sampai malam ini, Jalan Raden Pamuk, Kasang masih tertutup oleh massa yang membawa ratusan truk batu bara. Bahkan pengendara lain harus memilih jalur lain agar terhindar dari macetnya jalan di kawasan Rumdis Gubernur itu.
(mud/mud)