BKSDA Sumsel Catat Hanya Ada 200 Ekor Gajah Liar yang Hidup, Perburuan Minim

Sumatera Selatan

BKSDA Sumsel Catat Hanya Ada 200 Ekor Gajah Liar yang Hidup, Perburuan Minim

Rio Roma Dhoni - detikSumbagsel
Jumat, 05 Jan 2024 15:40 WIB
Seekor gajah sumatra (Elephas maximus sumatranus) liar bernama Meisi yang berjenis kelamin betina dipasangkan kalung GPS (GPS Collar).
Foto: ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI
Palembang -

Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Selatan (Sumsel) mencatat populasi gajah liar di provinsi tersebut hanya ada tersisa 200 ekor. Di Sumsel sendiri habitatnya menyebar di banyak daerah, terbanyak di Ogan Komering Ilir (OKI).

Kepala BKSDA Sumsel Ujang Wisnu mengatakan, berdasarkan catatan mereka ada tersisa 200 ekor gajah liar di Sumsel, kantong habitatnya menyebar luas.

"Untuk populasi gajah yang ada di Sumsel berdasarkan hasil dari laporan-laporan itu berjumlah sekitar 200 ekor gajah liar," katanya, Kamis (4/1/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diakuinya, kantong habitat gajah liar yang paling banyak ditemukan ada di Kecamatan Tulung Selapan, OKI.

"Habitat gajah yang cukup besar ada di kawasan Sembilang ada sekitar 24 ekor, Penakat ada sekitar 29 ekor, Sekat Gunung Raya ada 5 ekor. Yang paling besar populasinya memang ada di OKI," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Ujang mengatakan, selama 2023 ini jumlah gajah yang mati di alam liar ada 2 kasus dengan jumlah 2 ekor gajah. Untuk penyebab kematiannya masih di identifikasi, apakah karena perburuan liar atau karena sakit.

"Untuk perburuan gading gajah catatannya di Sumsel minim. Ya minim terjadi kasus perburuan. Tahun lalu ada 2 ekor (kasus gajah mati) dan masih kita identifikasi, untuk penyebab kematiannya," jelasnya.

Untuk menanggulangi konflik manusia dan satwa liar, BKSDA Sumsel bekerja sama dengan pemerintah kabupaten OKI dengan membentuk satgas penanggulangan konflik satwa.

"Khusus kabupaten OKI, Bupatinya sudah mengeluarkan SK (Surat Keputusan) Satgas penanggulangan konflik manusia dan satwa liar," ujarnya.




(dai/dai)


Hide Ads