Aktivitas nelayan tetap berjalan normal meski Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi sejak Minggu (26/11/2023). Namun, nelayan diimbau mengenakan jaket pelampung saat mencari ikan di perairan Selat Sunda.
"Kami sangat mengimbau agar nelayan lebih memperhatikan sisi keamanan ketika melaut, kalau terjadi tsunami harus antisipasi dampak terburuknya. Gunakan selalu life jacket dan pelampung saat melaut," kata Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HSNI) Provinsi Lampung, Bayu Witara dikonfirmasi detikSumbagsel, Rabu (29/11/2023).
Selain itu, pihaknya juga sudah mengimbau nelayan yang biasa mencari ikan di sekitar Gunung Anak Krakatau agar tetap waspada. Nelayan juga diingatkan untuk selalu memantau kondisi cuaca sebelum melaut, terutama di musim penghujan ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyebut, di sekitar Gunung Anak Krakatau sudah dipasang alat buoy untuk mendeteksi dan memantau tsunami. Karena itu nelayan pun diminta memperhatikan agar perahunya tidak merusak alat tersebut.
"Kami minta untuk berhati-hati ketika melaut di sekitar GAK karena ada alat tsunami buoy yang dipasang di sana, jangan sampai melaut dan tidak sengaja merusak benda yang fungsinya untuk mendeteksi potensi tsunami tersebut," ujar Bayu.
Meski begitu, hingga kini nelayan masih beraktivitas seperti biasa. Hasil tangkapan ikannya pun tidak terpengaruh dengan kondisi Gunung Anak Krakatau yang sedang erupsi. "Tidak ada kaitan dengan hasil tangkapan, kegiatan melaut tetap normal, karena tidak ada gelombang tinggi yang terjadi akibat erupsi tersebut," kata dia.
Sebelumnya, aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau masih terus terjadi sejak Minggu lalu hingga Selasa (28/11/2023). Berdasarkan data dari Magma Indonesia, sejak Selasa dini hari hingga Selasa siang tercatat 6 kali erupsi.
Namun status Gunung Anak Krakatau saat ini masih berada di Siaga Level III. Masyarakat dan wisatawan lokal maupun mancanegara diimbau untuk tidak melakukan aktivitas ataupun mendekati Gunung Anak Krakatau dalam radius 5 kilometer.
(mud/mud)