Sejarah Lahirnya Gunung Anak Krakatau yang Kini Berusia 94 Tahun

Sejarah Lahirnya Gunung Anak Krakatau yang Kini Berusia 94 Tahun

Melati Putri Arsika - detikSumbagsel
Rabu, 29 Nov 2023 06:06 WIB
Gunung Anak Krakatau
Foto: Wikimedia Commons/Lord Mountbatten
Bandar Lampung -

Sejarah Gunung Anak Krakatau berkaitan erat dengan letusan Gunung Api Krakatau pada tahun 1883 silam. Faktor utamanya karena terjadi erupsi yang dahsyat.

Erupsi tersebut membuat bagian tubuh Gunung Krakatau hilang dan membentuk Gunung Anak Krakatau di dalam laut. Proses pembentukannya ternyata cukup panjang.

Yuk simak sejarah lahirnya Gunung Anak Krakatau dari rangkuman detikSumbagsel berikut ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Lahirnya Gunung Anak Krakatau

Gunung Anak Krakatau terletak di perairan Selat Sunda, Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Kelahirannya terjadi setelah muncul dari permukaan laut.

Mengutip studi Pertumbuhan Gunung Api Anak Krakatau Setelah Letusan Katastrofis 1883 karya Igan Supriatman Sutawidjaja dalam Jurnal Geologi Indonesia Vol. 1 No. 3 September 2006, posisi Gunung Anak Krakatau awalnya di dalam laut yang berada dalam fase istirahat.

ADVERTISEMENT

Tercatat fase istirahat Gunung Anak Krakatau terjadi dari tahun 1884 hingga Desember 1927. Artinya, sudah 43 tahun gunung ini tidak mengalami erupsi.

Kemudian pada 29 Desember 1927 terjadi letusan dari bawah laut dan mengeluarkan semburan seperti air mancur. Semburan tersebut berlangsung hingga 15 Januari 1929.

Dampak semburan ternyata membangunkan Gunung Anak Krakatau dari fase istirahat. Akhirnya, gunung ini perlahan muncul ke permukaan dari kedalaman laut 180 meter.

Kemudian ditetapkan kelahiran Gunung Anak Krakatau pada 11 Juni 1929. Terhitung hingga sekarang, gunung aktif ini sudah berusia 94 tahun.

Pertumbuhan Gunung Anak Krakatau

Gunung Anak Krakatau termasuk bagian dari 129 gunung api aktif di Indonesia. Setiap tahunnya gunung ini mengalami pertumbuhan yang semakin kuat dan cepat. Penyebabnya karena letusan yang diperkirakan terjadi 1-6 kali setiap tahun.

Berdasarkan catatan situs resmi Magma Indonesia, per 28 November 2023 sudah terjadi 85 letusan. Intensitas letusan paling sering terjadi pada tahun 1993 dan 2011. Saat itu, hampir setiap hari terjadi letusan.

Meskipun intensitas letusan sering terjadi, Gunung Anak Krakatau memiliki waktu istirahat sekitar 1-8 tahun sekali. Waktu tersebut mengurangi intensitas letusan atau erupsi yang terjadi.

Dampak Letusan Gunung Anak Krakatau

Letusan Gunung Anak Krakatau menimbulkan dampak untuk tumbuhan yang hidup di sekitarnya. Pasalnya, setiap letusan akan menghasilkan hujan abu dan lelehan lava panas.

Dari situ, tumbuhan yang hidup di lereng gunung akan mati. Kondisi itu membuat vegetasi semakin tandus hingga berakibat gundul karena suhu panas yang cukup tinggi.

Selain itu, tumbuhan yang hidup pun mengalami kekurangan air dan menyebabkan proses untuk tumbuh menjadi terhambat. Tanaman gelagah dan cemara laut seringkali tumbuh menjadi tumbuhan pengganti yang mati di lereng gunung.

Begitulah sejarah lahirnya Gunung Anak Krakatau yang melalui proses panjang. Semoga informasi ini bermanfaat ya.




(des/des)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads