Ratusan siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Islam Terpadu (IT) Ishlahul Ummah Kota Prabumulih, Sumatra Selatan (Sumsel) mengalami keracunan. Mereka mengalami gejala lemas, pusing, perut keram dan muntah usai menyantap kue sus dan biskuit dari pihak sekolah.
Para siswa ini pun dilarikan ke sejumlah rumah sakit yang ada di Kota Prabumulih seperti Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prabumulih, Rumah Sakit Pertamina dan Rumah Sakit Bunda.
Sejumlah siswa yang dibawa ke RS Bunda Kota Prabumulih bahkan tidak bisa lagi di rawat di IGD karena penuh. Puluhan siswa ini pun terpaksa dirawat di aula di RS Bunda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat Dinkes Prabumulih, Djoko Liastiano mengatakan keracunan massal yang terjadi di SD dan SMP Ishlahul Kota Prabumulih, Kamis (9/11/2023) kemarin diduga usai mengonsumsi snack pagi berupa kue sus dan biskuit.
"Ada olahan makanan dan ada pabrikan yang dikonsumsi ratusan siswa ini," ujarnya saat dihubungi detikSumbagsel, Jumat (10/11/2023).
Total siswa yang diduga keracunan sebanyak 138 siswa. Mereka mengalami gejala ringan hingga berat seperti pusing, perut keram, mual.dan muntah.
"138 siswa ini sudah dilarikan ke tiga rumah sakit untuk mendapatkan perawatan," ujarnya.
Dikatakan Djoko peristiwa ini bermula sekitar 09.00 WIB mendapatkan snack pagi berupa sus dan biskuit. Lalu mereka makan snack tersebut diperkirakan pukul 09.30 WIB. Lalu pukul 10.00 WIB sebagian siswa mulai menunjukkan gejala pusing, mual hingga muntah.
"Kemudian sekitar 3 jam atau sampai salat Dzuhur selesai banyak siswa yang kembali mengalami gejala pusing, mual hingga muntah. Siswa-siswa tersebut langsung dilarikan ke rumah sakit," ungkapnya.
"Untuk hari ini dari 138 yang kemarin sempat di rawat di rumah sakit, sebagian sudah ada yang pulang dan rawat jalan, namun tetap masih dalam pengawasan pihak puskesmas," tuturnya.
"Yang masih rawat inap di RSUD Prabumulih ada 4 orang dari 52 sempat dirawat. Di RS Bunda ada 19 orang yang masih rawat inap dari total 70 pasien yang kemarin masuk rumah sakit," tuturnya.
"Mereka yang masih dirawat ini memiliki gejala berat dan masih mual dan lemas," sambungnya.
Dinkes Bentuk Tim Penyelidikan
Menurut Djoko, usai mereka mendapat laporan adanya dugaan keracunan massal, Dinkes Prabumulih langsung membuat dua tim. Satu tim ke rumah sakit mengunjungi pasien dan satu tim mendatangi tempat pengelolaan pembuatan makanan snack pagi untuk siswa.
"Snack pagi ini dikelola pihak katering sekolah. Dan selama ini baru ini ada kejadian keracunan. Selain itu katering sekolah juga baru pertama kali membuat kue sus untuk siswa," ungkapnya.
Dikatakan Djoko, pihaknya sudah mengambil 15 sampel mulai dari olahan makanan yang sudah jadi yang masih tersisa, bahan baku dan air yang digunakan untuk memproduksi makanan tersebut.
"Kami sudah ambil sampel dan akan kami periksa bakteri dan kimianya. Untuk bakteri butuh waktu 5-6 hari hasil keluar dan kimia mungkin sore ini," ujarnya.
Masih dikatakan Djoko, Dinkes Prabumulih sudah aktif mengawal terhadap pengelolaan makanan khususnya yayasan Ishlahul Ummah ini sejak Agustus kemarin.
"Sudah kami lakukan pembinaan di catering tersebut, harus ada sertifikat layak higienisnya, yang membuat makanan sudah di latih cara membuat pangan yang aman dan sehat. Pengelolaan pangan sudah kami latih membuat makanan jangan sampai kejadian seperti ini," bebernya.
Dengan ada kejadian ini, sambungnya, pihaknya akan lebih intensif lagi melakukan pengawasan makanan khususnya ke sekolah atau pondok pesantren yang memiliki cathering sendiri.
"Minimal 1 bulan sekali kami melakukan pengawasan untuk melihat pengelola makanan, pengepakan dan penyajian takutnya akan kejadian seperti ini lagi," pungkasnya.
(mud/mud)