4.176 ton nanas asal Lampung di ekspor ke China. Ekspor dilakukan oleh Badan Karantina Indonesia melalui Pelabuhan Peti Kemas Panjang, Bandar Lampung.
Ekspor nanas Lampung senilai Rp. 39,8 miliar ini merupakan ekspor perdana sejak 8 tahun lalu yang dilakukan oleh Badan Karantina Indonesia ke Cina.
Selain nanas, Badan Karantina Indonesia juga mengekspor komoditas perikanan ke Jepang dan Amerika dengan total 88 ton ikan senilai Rp. 15,2 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Badan Karantina Indonesia, Sahat Manaor Panggabean mengatakan pihaknya akan terus mendorong masyarakat untuk terus mengembangkan produksi-produksi sesuai dengan kriteria negara yang dituju.
"Kita edukasi supaya masyarakat mendapatkan manfaat dari kegiatan ekonomi seperti ini. Pemerintah dalam hal ini karantina akan mendampingi supaya produk produk kita di negara tujuan sana tidak ditolak, karena semua syarat-syarat karantina harus dipenuhi. Jadi apapun yang kita kirim ke sana telah melalui sertifikasi dari karantina dan diterima di sana," kata dia kepada wartawan, Kamis (9/11/2023).
![]() |
Sahat juga menyoroti pentingnya 'tracebility' atau ketertelusuran komoditas pertanian dan perikanan. Menurutnya pemerintah terus mendorong supaya ekspor terus meningkat sehingga ekonomi di masyarakat berjalan.
"Konsep tracebility yang kita minta semua dokumen bisa kita "trace" sampai ke hulu. Hulu ini adalah masyarakat dan UMKM. Dari situ bisa kita pantau bahwa produk ini sesuai dengan apa yang kita bina. Teman-teman di lapangan saya minta untuk melakukan pendampingan dari hulu ke hilir. Kekuatan UMKM sangat kita butuhkan," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala UPT (Unit Pelaksana Teknis) Barantin di Bandar Lampung Donni M. Saragih menambahkan dari catatan lalu lintas di unit kerjanya, nanas asal Lampung baik berupa buah segar maupun olahannya sudah menembus pasar ekspor ke 36 negara.
"Saat ini buah nanas juga dalam pembahasan eksportasi ke Selandia Baru dan Amerika Serikat. Dengan membuka pasar baru, maka semakin besar peluang produk pertanian, perkebunan, dan perikanan Indonesia lainnya menjangkau lebih banyak negara," pungkas Sahat.
(mud/mud)