Harga Cabai Rawit Melonjak, Disketpangnak Sumsel Ajak Warga Tanam Sendiri

Sumatera Selatan

Harga Cabai Rawit Melonjak, Disketpangnak Sumsel Ajak Warga Tanam Sendiri

Candra Setia Budi - detikSumbagsel
Kamis, 09 Nov 2023 11:35 WIB
menanam cabai
Foto: iStock
Palembang -

Kenaikan harga cabai rawit di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) menyentuh angka Rp 100 ribu per kilogram dari yang sebelumnya rata-rata Rp 40 ribu per kilogram. Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (Disketpangnak) Sumsel pun mengajak masyarakat menghadapi kenaikan harga dengan menanam cabai sendiri.

Kepala Disketpangnak Sumsel Ruzuan Effendi menyebutkan bahwa kenaikan harga cabai tidak hanya terjadi di Palembang maupun Sumsel, tetapi juga di berbagai daerah di Indonesia. Cuaca esktrem diduga menjadi salah satu faktor utama yang mendorong naiknya harga cabai.

"Dengan adanya hal tersebut, langkah-langkah kita sudah jelas, kenapa nggak tanam (sendiri)? Itulah kita harus tanam, nggak butuh waktu lama, tidak butuh banyak tenaga, tidak butuh banyak biaya. Cuma tanam," kata Ruzuan, Rabu (8/11/2023) malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, Ruzuan menegaskan bahwa pemerintah juga tidak lepas tangan. Selain menghadapi kenaikan harga cabai, Disketpangnak Sumsel mulai mengantisipasi kenaikan harga bahan-bahan pokok lain seperti ayam, bawang, dan telur. Pihaknya kini tengah melakukan koordinasi untuk menentukan langkah-langkah menghadapi kenaikan harga jelang akhir tahun.

"Dikhawatirkan akan meningkat. Kalau sudah mewaspadai, kita akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan harus koordinasi, informasi, komunikasi sehingga apabila terjadi gejolak kita langsung mengambil langkah-langkah," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Dia pun mengimbau agar masyarakat tidak panik dengan kenaikan harga ini. Masyarakat diharapkan tidak melakukan panic buying yang justru akan memperparah kenaikan harga. Ruzuan memastikan bahwa meskipun harga naik, stok cabai rawit maupun sembako lain masih cukup sampai sekarang.

"Jangan panik bapak-ibu, semua masyarakat, jangan panik, kita cukup, walaupun pasokan berkurang, kita cukup. Kita harus belanja bijak dan tidak jor-joran," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan bahwa harga cabai rawit di Palembang mengalami kenaikan hingga 150 persen. Selain cuaca ekstrem, kenaikan harga disebabkan oleh meningkatnya permintaan menjelang akhir tahun, sementara suplai tetap atau berkurang.

Pedagang pun mengaku kesulitan menghabiskan stok cabai rawit mereka karena pembeli memilih alternatif lain yang lebih murah. Pembeli juga mengira pedagang menaikkan harga sendiri.

"Banyak juga yang tidak jadi beli karena harganya tinggi. Sudah sejak kemarin-kemarin. Akhirnya pedagang yang kesusahan menghabiskan barang, kita rugi karena cabai tidak laku," ungkap Rofiah, pedagang di Pasar KM 5 Palembang.




(des/des)


Hide Ads