Bacapres Ganjar Pranowo buka suara terkait pencopotan balihonya di sekitar area kunjungan kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Gianyar, Bali. Ganjar mempertanyakan alasan pencopotan tersebut.
"Oh iya saya lagi coba bertanya-tanya kenapa dicopot, memang kalau ada yang melanggar sih silakan dicopot," kata Ganjar saat menghadiri acara Musyawarah Nasional (Munas) ke-5 Persada di Bali, Rabu (1/11/2023).
Ganjar menilai jika tidak ditemukan pelanggaran dalam pemasangan baliho tersebut, tidak perlu berlebihan merespon situasi yang terjadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi saya senang karena saya sudah komunikasi dengan Pak Wayan Koster kemarin artinya ada statement," ucap mantan Gubernur Jawa Tengah itu.
Ganjar mendorong bahwa Pemilu 2024 harus berjalan dengan baik. Ia meminta aparatur sipil negara (ASN) tetap netral.
"Aparatur semuanya bisa netral" sambungnya.
Sebelumnya diberitakan, baliho Ganjar dan Mahfud yang terpajang di sekitar lokasi kunjungan kerja (kunker) Presiden Joko Widodo pada Selasa di Balai Desa Batu Bulan, Kabupaten Gianyar, Bali, dicopot. Bendera PDIP yang berkibar di sana juga diturunkan.
Salah satu tempat kunjungan Presiden Jokowi ke Bali adalah di Desa Batu Bulan, Gianyar. Pantauan detikBali di sana, baliho Ganjar-Mahfud dan atribut PDIP dicopot Satpol PP sekitar pukul 10.30 Wita, menjelang kedatangan Jokowi.
Penjabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya mengatakan baliho dan atribut PDI Perjuangan itu tidak dicopot, melainkan hanya digeser sementara.
"Yang dilakukan adalah menggeser sementara alat sosialisasi berupa baliho tersebut agar estetika terjaga," kata Mahendra melalui video klarifikasinya yang diterima detikBali, Selasa.
Mahendra menegaskan tindakan tersebut demi kenyamanan Presiden Jokowi saat kunjungan kerja (kunker) di Bali. "Setelah selesai kegiatan, alat sosialisasi baliho tersebut sudah terpasang kembali," imbuh Mahendra.
(mud/mud)