Lahan Dekat PLTU Bangka Terbakar, 120 Hektare Hangus

Bangka Belitung

Lahan Dekat PLTU Bangka Terbakar, 120 Hektare Hangus

Deni Wahyono - detikSumbagsel
Kamis, 26 Okt 2023 15:35 WIB
Kondisi lahan gambut yang terbakar di Kabupaten Bangka, Bangka Belitung.
Foto: Dok. BPBD Bangka Belitung
Bangka -

Lahan seluas 120 hektare di Jalan Lintas Timur, Kabupaten Bangka terbakar. Lokasinya tak jauh dari perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bangka.

Kebakaran ini telah terjadi sejak Selasa (24/10). Hingga hari ini atau hari ketiga, api yang melalap lahan gambut tersebut belum sepenuhnya padam.

Kawasan lahan gambut ini berlokasi dekat dengan PLTU Air Anyir, Kecamatan Merawang. Hingga kini, petugas gabungan masih berjibaku memadamkan api dengan mengerahkan 7 armada mobil pemadam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Terbakar sejak Selasa kemarin. Ini memasuki hari ketiga dan api belum bisa dipadamkan. Hari pertama dan kedua, api cukup besar. Ada 120 hektare lahan yang terbakar," jelas Ketua BPBD Bangka Belitung, Mikron Antariksa kepada detikSumbagsel, Kamis (26/10/2023).

Atas insiden kebakaran lahan ini, pihaknya telah berkoordinasi dengan perusahaan PLTU Air Anyir. Mereka juga meminta bantuan armada untuk bisa segera memadamkan api lebih cepat.

ADVERTISEMENT

"Lahannya lahan gambut, jadi apinya masih ada. Saat ini masih proses pendinginan dan pemadaman titik api. Sudah ada 7 armada yang diturunkan untuk memadamkan api," lanjutnya.

Mikron memastikan api saat ini tidak sebesar pada hari pertama dan kedua. Namun luasan lahan yang terbakar mencapai ratusan hektare. Diduga lahan itu sengaja dibakar atau terbakar karena ulah manusia.

"(Terbakar) karena ulah manusia. Bisa dengan membakar sampah atau membuang puntung rokok. Memang kita tak melihat itu dibakar, namun kondisi saat ini masih kemarau dan angin kencang," tegas Mikron.

Petugas pun menghadapi berbagai kendala dalam proses pemadaman. Selain karena luasnya lahan gambut yang terbakar, akses masuk ke lokasi juga cukup sulit. Ditambah lagi ada pagar milik warga yang menghalangi jalan.

"Kendala lahan yang luas dan beberapa merupakan lahan gambut. Lokasi masuk ke dalam dan susah dijangkau kendaraan. Ada pagar beton milik warga yang menghalangi," tutupnya.




(des/des)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads