Penjelasan Dokter soal Siti Pasien Jantung yang Kakinya Diamputasi

Jambi

Penjelasan Dokter soal Siti Pasien Jantung yang Kakinya Diamputasi

Ferdi Al Munanda - detikSumbagsel
Selasa, 24 Okt 2023 16:30 WIB
Siti Nurhayati, IRT di Jambi diamputasi usai kakinya disuntik saat berobat jantung.
Penampakan Siti yang kini kehilangan kaki kanan usai berobat jantung (Foto: Dimas Sanjaya/detikcom)
Jambi -

Pasien bernama Siti Nurhayati (39) kakinya diamputasi setelah melakukan pengobatan jantung di RSUD Abdul Manap, Kota Jambi. Kakinya diamputasi setelah disuntik pahanya.

Dokter spesialis jantung di RSUD Abdul Manap Kota Jambi, dr Puspita ikut buka suara. Dia menyebut bahwa pasien memiliki penyakit jantung rematik yang tak kunjung dikontrol sejak tahun 2015. Penyakit itu kini menyebabkan komplikasi.

"Akibatnya menimbulkan komplikasi fatal, maka jantung pasien kemudian membengkak dan membentuk gumpalan darah di jantung. Jika gumpalan ini lepas maka membahayakan organ tubuh yang lain," kata dr Puspita kepada wartawan, Selasa (24/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Puspita menjelaskan jika gumpalan darah itu tentunya banyak berdampak buruk bagi organ vital lain di tubuh pasien. Jika bertumpuk dan tidak lancar di bagian otak maka itu resiko terburuk menyebabkan pasien tersebut mengalami kelumpuhan namun ini di bagian kaki.

"Jadi bukan hanya otak saja, bisa adanya yang penumpukan ke paru, kalau yang ini di Jambi belum ada yang bisa nangani, Lalu ada yang di ginjal, dan terakhir ada juga kaki. Yang kaki ini memang jarang, kasusnya 4 sampai 5 tahun sekali. Dan yang diamputasi bisa sampai 1 orang," jelas dokter yang menangani pasien tersebut.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut kata dia, dirinya dan perawat lain sudah menjelaskan ke pasien mengenai kondisi tersebut. Lagi-lagi dia pun menampik bahwa kaki pasien tersebut sampai diamputasi gara-gara disuntik obat.

"Bukan karena disuntik. Benzathine Penicillin (obat) memang sakit. Tapi sakitnya paling lama 30 menit, tapi sudah kita beri obat nyeri," jelasnya.

"Kalau lebih dari itu, berarti ada yang lain. Kita juga sudah curiga (kondisi,red) sejak beberapa hari sebelumnya. Kondisi oksigen di kakinya juga sudah turun dan kemudian kita kasih obat ternyata tidak ada respon dan harus kita rujuk ke RSUD Mataher kan karena alat ada disana," sebut dr Puspita.

Sementara, pihak RSUD Raden Mataher Jambi juga sudah membuka suara mengenai hal itu. Menurut pihak Rs tersebut langkah amputasi adalah langkah paling baik dalam menyelamatkan nyawa pasien setelah alami sakit jantung dengan kondisi darurat.

Rs juga menjelaskan, jika melakukan upaya amputasi itu karena berdasarkan sakit yang sudah darurat yang dialami oleh pasien. Langkah amputasi juga dilakukan dibawah jaringan hidup, serta pembuluh darah kembali dilancarkan.

"Jadi selain diamputasi pasien juga dilakukan trombektomi, nah trombektomi itu hanya bisa dilakukan di Rs Raden Mataher, karena trombektomi itu merupakan prosedur medis untuk mengangkat gumpalan darah yang menyumbat, jika di otak maka itu yang biasa sebabkan stroke kalau ini dibagian kaki maka langkah itu yang diambil," ujar dr Anton.

Selaku pihak RS, dr Anton juga menyebut bahwa saat ini di bagian jantung pasien juga banyak alami pembekuan yang kemudian pembekuan di bagian jantung itu dilakukan kembali rujukan ke Rs Palembang.

Diketahui, pasien Siti Nurhayati Warga Kenali Asam Bawah, Kecamatan Kota Baru, Jambi itu menduga ada malpraktik dari pihak dokter di RS Abdul Manap tempatnya berobat. Sebab, apa yang dilakukan pihak dokter tak sesuai dengan apa yang kini dialaminya.

Kejadian ini berawal saat Siti merasakan sakit di bagian dada kiri pada 27 Juni 2023. Selain sakit di dada, malam itu Siti juga sangat lemas. Sang suami pun membawanya ke IGD RS Abdul Manap.

"Pada saat kami ke RS Abdul Manap itu masih jalan kaki dan naik motor. Saya memang ada penyakit jantung, tapi selama ini tidak merasakan sakit pada kaki," kata wanita yang sehari-hari sibuk merawat dan menjual kambing itu.

Sesampai di IGD, Siti yang awalnya hanya berniat memeriksakan diri meminta untuk dirawat inap sekalian karena kondisinya memburuk. Kemudian pada hari kedua dirawat, petugas medis menyuntik paha kirinya.

"Katanya itu suntik kayak antibiotik gitu," tutur Siti.

Usai disuntik, kakinya terasa nyeri dan mulai bengkak yang saat disentuh pun rasanya sakit. Siti pun menyampaikan keluhan ke tenaga medis. Perawat saat itu menyampaikan hal itu efek samping biasa dan akan hilang dalam seminggu.

Hingga hari kelima, rasa sakit di kaki Siti tak kunjung hilang. Ia pun dirujuk ke RSUD Raden Mattaher karena kondisi tersebut. Dokter di sana memvonis kakinya harus segera diamputasi.




(mud/mud)


Hide Ads