Curah Hujan Menurun, Palembang Terancam Diselimuti Kabut Asap Lagi

Sumater Selatan

Curah Hujan Menurun, Palembang Terancam Diselimuti Kabut Asap Lagi

Welly Jasrial - detikSumbagsel
Selasa, 24 Okt 2023 07:00 WIB
Foto udara jembatan Ampera yang tertutup kabut asap di Palembang, Sumatera Selatan, Minggu (1/10/2023). Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika kualitas udara di Palembang berada di level berbahaya dampak dari Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang terjadi di Kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/YU
Ilustrasi kabut asap di Palembang (Foto: ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI)
Palembang -

Badan Meteorologi,Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumatra Selatan (Sumsel) memprediksi Kota Palembang akan kembali di selimuti kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Hal ini terjadi karena curah hujan kembali menurun.

Kepala Stasiun Klimatologi Kelas 1 Sumatra Selatan, Wandayantolis mengatakan berdasarkan update prakiraan dasarian untuk Oktober III, seluruh wilayah Sumatra Selatan berpeluang lebih dari 90% terjadi curah hujan dengan kategori rendah (0-50 mm) dengan sifat hujan Bawah Normal.

"Artinya pada akhir Oktober ini hujan masih lebih kering dari biasanya. Potensi hujan hanya muncul pada bagian tengah hingga ke barat dari Sumsel," ujarnya, Senin (23/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikatakan Wandayatolis, hal ini membuat potensi kemunculan hotspot pada wilayah timur Sumsel kembali meningkat dan kembali dapat mendorong kemunculan asap ke wilayah Palembang hingga Musi Banyuasin.

Pada saat yang sama, potensi kering ini juga akan mengamplifikasi peningkatan suhu udara maksimum harian yang akan terasa lebih panas dan kering dari biasanya.

ADVERTISEMENT

"Pada tahun-tahun El Nino, suhu panas dengan tingkat ekstrem biasanya bergeser ke akhir Oktober hingga awal November," ujarnya.

Pada 13 Oktober 2023, telah terjadi hujan pada 18-21 Oktober dengan intensitas ringan hingga lebat di Sumatera Selatan.

Curah hujan juga telah ada yang membasahi beberapa kawasan di mana karhutla terjadi, namun belum meluas dan belum membasahi keseluruhan areal tersebut.

"Meski demikian, hujan tersebut telah berhasil menurunkan tingkat hotspot secara signifikan dan memperbaiki kualitas udara di Palembang dari tingkat berbahaya menjadi tingkat sedang," ujarnya.

Wandayantolis pun menghimbau jika terjadi potensi peningkatan hotspot untuk terus diwaspadai dan juga perlu terus menghindari aktivitas yang dapat memicu terjadinya kebakaran baik pada perumahan, lahan kebun dan juga hutan.

"Peningkatan suhu udara dapat diantisipasi dengan mengurangi paparan langsung matahari, menggunakan pakaian berwarna lebih putih agar tidak menyerap cahaya matahari dan juga mengkonsumsi air putih guna menghindari dehidrasi," pungkasnya.




(mud/mud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads