Kronologi Kasus Guru TK Pangkalpinang Dibully Senior yang Berujung Damai

Bangka Belitung

Kronologi Kasus Guru TK Pangkalpinang Dibully Senior yang Berujung Damai

Deni Wahyono - detikSumbagsel
Senin, 23 Okt 2023 22:02 WIB
Korban bully (Ria kerudung hitam tertunduk) sedangkan pelaku bully (Julian kerudung hitam menggunakan kacamata)
Foto: Istimewa
Pangkalpinang -

Ria Wahyuni (30), guru sekolah TK korban perundungan atau bully di Kota Pangkalpinang buka suara. Ria menyebut sering diperlakukan tak enak oleh seniornya, Julian (46).

Perlakuan tak semena-mena yang diterima korban diantarnya, dari semua pekerjaan sekolah yang ditimpakan ke dirinya hingga ejekan. Hal ini terjadi sejak 2016, atau awal korban menjadi guru honorer di TK Negeri Model Pangkalpinang, Bangka Belitung.

"Awal masuk mulai terlihat ketidakramahan mereka, dari mulai semua kerjaan ditimpakan ke saya, dibentak di depan guru-guru, disindir, diolok-olok orang kampung," jelas Ria Wahyuni kepada detikSumbagsel, Senin (22/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ria pun sempat mengalami masalah terkait data pokok pendidikan (dapodik) yang tidak sinkron. Hal ini tentu menjadi pertanyaan besar karena sudah berjalan berbulan-bulan terkesan dibiarkan. Meskipun sudah mengadu ke Kepala sekolah.

"Saya ngadu ke Kepsek tidak ada tanggapan. Tahun 2020 atau 2021 awal saya buat pengaduan ke dinas dengan bukti-bukti data dapodik dan perlakuan mereka tidak menyenangkan. Direspons (dinas) tapi disuruh diselesaikan di sekolah secara internal," tegasnya.

ADVERTISEMENT

Singkat cerita, setelah diadukan data dapodik Ria pun telah sinkron. Ria pun mengikuti tes PPPK dan lulus tahap pertama. Korban sempat berfikir apa gara-gara honorer dia diperlakukan seperti itu.

"(Saya) ikut PPPK dan Alhamdulillah lulus tahap pertama. Berharap perlakuan mereka juga sudah berubah, tapi beberapa bulan ini secara terang-terangan guru tadi (Julian) benar-benar menunjukkan ketidaksukaannya," ungkap Ria.

"Setiap saya lewat teriak-teriak, menjelekkan saya di depan wali murid, menyindir, membentak, mengancam akan menempap (tampar), saya tetap diam," tambahnya.

Kembali mendapat perlakuan itu, Ria pun melaporkan kejadian itu ke Kepala Sekolah. Usai melapor, peristiwa kembali terulang kembali, tepatnya pada Rabu 18 Oktober 2023. Saat itu dirinya sedang membalas WhatsApp dari salah satu wali murid.

"Kami masuk ke ruangan pertemuan untuk salat Dhuha, semua guru dan anak-anak berkumpul saya masuk terakhir memang tiba-tiba ada wa (WhatsApp) masuk dari wali murid saya," jelasnya.

"Saya balas chat wali murid, langsung terdengar teriakan 1 guru 'lepas hp tu' lepas la hp tu jangan main hp", sambil teriak-teriak. Saya tidak menghiraukan menurut saya berhak membalas wa wali murid saya. tiba dia mendekat masih dengan suara keras 'He dengar dak lepas hp tu, klak ku jagur (tinju)''," tambahnya.

Karena sudah geram atau kesal dengan perilaku pelaku. Korban akhirnya memberanikan diri menyahut omongan Julian.

"Saya refleka bilang 'na jagur la' (ini tinjulah). Di situ dia mulai main fisik, langsung tangan saya didorong, dada saya didorong, dia teriak2 'berani ke ngelawanku ni' (berani kamu lawan saya) berulang-ulang, lalu ada guru lain yang melerai. Bu Tina dan Bu Siti," tegasnya kembali, menirukan ucapan pelaku saat melalukan bully terhadap dirinya.

Melihat kejadian itu, wali murid dan guru memisahkan korban dan pelaku. Karena tak kuat lagi atas perlakuan seniornya itu, korban langsung melapor ke Polresta Pangkalpinang.

Saat itu dia membuat laporan pengaduan perbuatan tidak menyenangkan. Usia ramai dan menjadi bahan perbincangan, Dinas Pendidikan Pangkalpinang baru turun tangan. Keduanya dilakukan mediasi dan bersepakat damai.

Meskipun bersepakat damai, aksi senioritas di sekolah itu tidaklah dibenarkan. Seorang tenaga pendidik harusnya mengajarkan sikap yang baik, bukan sebaliknya.




(des/des)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads