Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) mengambil kebijakan untuk memundurkan jam belajar bagi siswa tingkat TK tingkat SMP. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi dampak dari asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Sebelumnya, pelajar di OKI masuk pukul 07.00 WIB. Namun karena kabut asap, jam masuk pun menjadi pukul 09.00 WIB dan jam pulang tetap menyesuaikan kebijakan sekolah masing-masing. Sementara itu, bagi siswa tingkat TK/PAUD, kegiatan belajar dilakukan secara mandiri di rumah masing-masing.
Bukan hanya memundurkan jam belajar, Dinas Pendidikan OKI juga memberlakukan pengurangan waktu belajar 10 menit tanpa adanya waktu istirahat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita atur jamnya, kemudian masing-masing waktu belajar ada pengurangan 10 menit tanpa istirahat atau kegiatan di luar kelas," kata Kadisdik OKI Muhammad Refly, Jumat (20/10/2023).
Kata dia, aturan perubahan jam belajar ini mulai diberlakukan hari ini sampai dengan Senin (23/10/23). Setelah itu, akan dilakukan evaluasi untuk menentukan apakah jam belajar akan kembali diperpanjang atau tidak. Namun, bila kondisi udara telah kembali normal, maka jam belajar sekolah akan ditetapkan seperti semula.
"Ini sebagai upaya pencegahan agar guru maupun anak sekolah tidak terkena ISPA," ujarnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten OKI Aris Panani mengatakan, Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) Kabupaten OKI beberapa hari terakhir masih berada posisi sedang dengan indeks 0-100. Namun, pada Kamis (19/10/2023), ISPU OKI menunjukkan indeks tidak sehat.
"Berdasarkan data IQ MS pukul 09.00-12.00 WIB berada pada tidak sehat sementara pada pukul tadi 14.00 WIB kembali berada di indeks sedang," katanya.
Meninjau dari Permen LHK tahun 2020, ketika indeks udara menunjukkan parameter tidak sehat, maka masyarakat dianjurkan untuk mengurangi aktivitas di luar ruang.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan OKI Iwan Setiawan mengatakan, kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) per tanggal 17 Oktober 2023 di OKI cendrung menurun, namun pada 19 Oktober 2023 mengalami peningkatan.
"Ada enam kecamatan yang mengalami peningkatan kasus ISPA hari ini. Tertinggi di Kecamatan Kayuagung," katanya.
Dia mengatakan, berdasarkan data Dinkes OKI, enam kecamatan yang rentan terpapar ISPA antara lain Kayuagung, Pangkalan Lampam, Cengal, Tulung Selapan, Lempuing Jaya, dan Air Sugihan.
Untuk mengantisipasi penambahan kasus ISPA, kata Iwan, Dinkes OKI telah melakukan beberapa langkah antara lain, pemberian layanan kesehatan bagi satgas karhutla dan masyarakat sekitar lokasi titik api, sekolah-sekolah serta pembagian masker.
Dengan kondisi tersebut, Pemkab OKI pun mengambil kebijakan perubahan jam belajar sekolah serta kegiatan ekstrakurikuler dan juga aktivitas di luar ruangan ikut ditiadakan.
Bukan itu saja, siswa dan guru diwajibkan menggunakan masker agar tidak terhirup asap. Warga diimbau juga memakai masker saat beraktivitas di luar ruangan.
(des/des)