Pemerintah Provinsi Jambi mulai mengupayakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dengan membuat hujan buatan untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Jambi. Hujan buatan ini juga berupaya mengurangi dampak kabut asap yang menyelimuti Jambi.
"Ya hari ini kita sudah berkoordinasi dengan pihak BNPB akan melakukan aktivitas Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Untuk di mana lokasi tepatnya nanti itu ada di wilayah Jambi bagian barat sama wilayah Jambi bagian timur," kata Gubernur Jambi, Al Haris, Rabu (4/10/2023).
Teknologi modifikasi cuaca (TMC) itu dilakukan lantaran kondisi Jambi telah hampir dua pekan lamanya tidak diguyur hujan. Apalagi karhutla yang menyebabkan kabut asap juga bikin udara tidak sehat dan cuaca terasa panas dan gersang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kegiatan TMC ini dilakukan selama 4-8 Oktober 2023. Langkah TMC itu juga dalam rangka mengantisipasi luasan karhutla dan mengurangi dampak kabut asap.
"Semoga nanti malam hujan bisa segera turun dengan adanya modifikasi cuaca ini," ujar Al Haris.
Sementara selama musim kemarau, luasan lahan terbakar di wilayah Provinsi Jambi juga semakin bertambah. Total luasan lahan terbakar selama sepekan terakhir sudah bertambah 100 hektare lebih.
"Penambahan nya ini cukup drastis baru-baru ini mencapai 107 hektare ya," kata Kadis Kominfo Provinsi Jambi.
Kondisi kabut asap ini tentunya juga membuat jarak pandang di Kota Jambi juga mulai menurun. Bahkan jarak pandang pada pukul 09.00-10.00 WIB turun hingga angka 1.100 meter.
Kabut asap ini juga membuat sekolah tatap muka kembali diliburkan. Pemprov memperpanjang sistem belajar daring akibat kabut asap yang bikin kualitas udara tidak sehat.
"Ini adalah puncak kemarau nya, tetapi walau begitu tahun ini karhutla di Jambi tidak parah pada tahun 2015 atau 2019 silam. Jauh lebih dapat teratasi karena total luasan lahan terbakar tidak banyak, tidak seperti di daerah provinsi tetangga," ujar Ariansyah.
(des/des)