Jembatan penghubung Dusun III dan IV di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel) roboh setelah diserempet ponton pembawa pasir. Akibatnya, sekitar 500 warga terisolir dan terpaksa menggunakan ketek untuk menyeberang.
Jembatan yang eksis sejak tahun 2008 dengan panjang 80 meter dan lebar 2,5 meter itu roboh setelah diserempet ponton pembawa pasir pada Sabtu (23/9/2023) sekitar pukul 21.00 WIB.
Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Kabupaten Banyuasin Erwin Ibrahim mengaku sudah mengalokasikan anggaran untuk memperbaiki jembatan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita sudah alokasikan perbaikan jembatan pada anggaran tahun 2024. Saya sudah meminta Kadis PUTR (Pekerjaan Umum dan Tata Ruang) untuk melakukan opname atas kejadian tersebut," katanya dihubungi detikSumbagsel, Kamis (27/9/2023).
Selama menunggu perbaikan jembatan, Erwin menginstruksikan Dinas Perhubungan untuk memastikan ketersediaan sarana bagi warga agar bisa menyeberang.
"Untuk angkutan sungai untuk menyeberang, kita akan menginstruksikan kepala Dinas Perhubungan untuk menjamin ketersediaan sarana penyeberangan," ungkapnya.
Erwin belum dapat memastikan apakah perlu membuat jalur alternatif untuk warga. Pihaknya masih menunggu hasil opname proyek dari Dinas PUTR dan bagaimana rekomendasinya.
"Nanti kita liat dulu hasil dari Dinas PU turun ke lapangan, hasilnya seperti apa," ujarnya.
Seperti diketahui, akibat jembatan ini roboh warga terpaksa menyeberang dengan menggunakan ketek. Untuk kendaraan bermotor dikenakan biaya Rp 10.000 dan bagi siswa tidak dikenakan biaya.
"Biaya (menyeberang) Rp 10.000, kalau orangnya nggak dihitung," kata seorang warga sekitar bernama Rosik kepada detikSumbagsel di lokasi, Senin (25/9/2023).
Rosik mengaku terganggu karena jembatan yang biasa dilintasinya roboh setelah diserempet ponton. Dirinya pun berharap pemerintah segera memperbaiki jembatan itu agar bisa dilewati lagi.
"Adanya kejadian ini (aktivitas) terhambat. Harapannya, pemerintah segera memperbaikinya," ujarnya.
(des/des)