Wajah Kelurahan Kampung Nelayan, Tanjung Jabung Barat pernah dicap sebagai zona peredaran narkoba. Kini, Kampung Nelayan bertransformasi menjadi Kampung Bebas Narkoba.
Kampung Nelayan belakangan kian memprihatinkan karena maraknya peredaran narkoba. Mulai dari sabu hingga ngelem. Rata-rata usia bahkan mulai dari usia 11 tahun sudah dipengaruhi barang haram tersebut.
"Kayak beli kacang goreng kalau dulu di sini," kata Mukti Ali, Ketua RT 5 Kampung Nelayan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kampung Nelayan memang berada di atas bibir pesisirnya Jambi. Rumah-rumah yang berdiri berjenis rumah panggung dan berjarak hanya 1-3 meter dari rumah ke rumah lainnya.
Berdasarkan letak geografis dari darat berbatasan langsung dengan Provinsi Riau. Sedangkan untuk wilayah laut dekat dengan Selat Karimata dan Laut Natuna atau Cina Selatan. Hal itu meningkatkan potensi masuknya narkoba dari luar daerah maupun luar negeri.
"Pengguna narkoba di sini sekitar 50 persen, tapi Alhamdulillah sudah banyak yang ditangkap sudah berkurang. Ini sudah 3 tahun belakangan ini lah," kata Dewi, warga setempat.
Jurus Polisi Berantas Narkoba
Kasat Narkoba Polres Tanjung Jabung Barat Iptu Eka Putra Yulisman Koto mengatakan ada 2 jenis narkotika dan zat adiktif yang beredar dan banyak digunakan masyarakat di sana.
"Jadi dua ikon itu di sini, sabu sama ngelem," ujarnya, Rabu (20/9/2023).
Selama 2023, bahkan pengungkapan perkara di sana kian meningkat. Hal ini berdasarkan hasil temuan dalam penyelidikan perkara.
"7 perkara sudah tahap dua untuk yang di TKP Kampung Nelayan selama 2023. 5 perkara dialihkan ke rehabilitasi karena ditangkap sebagai pengguna," terangnya.
Dari data tersebut, polisi dan pemerintah daerah kemudian mencanangkan untuk menjadikan Kampung Nelayan sebagai Kampung Bebas Narkoba. Kampung ini dilengkapi posko edukasi sekaligus pelayanan pengaduan tentang penyalahgunaan narkoba.
Iptu Eka bercerita dulunya sulit akses kepolisian untuk masuk ke dalam Kampung Nelayan itu karena masyarakat cenderung tertutup.
"Dulu memang susah sekali Kampung Nelayan untuk terbuka. Jadi memang untuk melakukan pencegahan ini harus didukung sama-sama masyarakat terkait baik Ketua RT maupun Karang Taruna. Kalau sekarang ini, Ketua RT sudah proaktif, misalnya ada kumpul-kumpul yang dicurigai baik itu yang nyabu atau ngelem langsung lapor ke kami bahkan kadang yang ngelem ini langsung mereka usir," jelasnya.
Lebih jauh, Eka menyebut penyalahgunaan narkoba bahkan terjadi pada anak di bawah umur. Anak di sana banyak yang putus sekolah dan memutuskan untuk melaut.
Eka menjelaskan pola peredaran narkoba di Kampung Nelayan seperti kucing-kucingan untuk mengelabui polisi. Mereka transaksi lewat celah-celah kayu di bawah rumah panggung.
"Kami pernah pengalaman di sana, jadi sabunya itu diikat plastik, digantung di bawah celah itu. Nanti di ambil," sebutnya.
Tak hanya sabu, lem aibon bahkan juga pernah dijual perpaket plastik seharga Rp 5.000. Lem tersebut dijual di toko-toko di sana. "Kalau sekarang itu kami dengan Satpol PP sudah razia tidak ada lagi yang jual," tegasnya.
Kini, peredaran narkoba di sana terus ditekan dan menurun. Pencanangan Kampung Bebas Narkoba mulai dirasakan masyarakat. Polisi dan pemerintah juga merangkul warga yang sudah terlanjur menjadi pengguna narkoba.
"Kami patroli dan juga ada sambang kalau memang ada yang mau rehabilitasi misalnya pengguna. Kalau pun dia bandar kecil-kecilan, dia mau tobat, kami bilang lapor ke RT dan Lurah. Nanti kita cek urine dan kita rehabilitasi," tukasnya.
Ajakan untuk rehabilitasi ini disambut baik masyarakat yang ingin dirinya lepas dari bayang-bayang barang haram tersebut. Meski, masih ada ketakutan dari pihak keluarga, polisi menegaskan bahwa proses rehabilitasi dilakukan agar pulih dari kencanduan narkotika dan zat adiktif.
Lebih lanjut, Kapolres Tanjung Jabung Barat AKBP Padli menyebut Kelurahan Kampung Nelayan dijadikan kampung bebas narkoba dikarenakan penindakan penyalahgunaan narkoba relatif lebih tinggi dibandingkan tempat lainnnya. Selain itu lokasinya terdekat dari pusat kota maupun pemerintahan.
"Kami mencanangkan Kampung Nelayan menjadi kampung bebas narkoba. Harapannya agar kelurahan ini ke depan benar-benar terbebas dari penyalahgunaan narkoba," katanya
Melalui pencanangan Kampung Bebas Narkoba ini, patroli laut dan darat terus ditingkatkan. Peredaran penyalahgunaan narkoba merupakan salah satu permasalahan yang serius, karena dapat menyebabkan rusaknya moral generasi muda. Kampun Nelayan ini menjadi Kampung Bebas Narkoba pertama di Tanjab Barat.
"Kami mengajak semua komponen ayo bahu membahu melalui tupoksi masing-masing. Kita menyukseskan Kampung Bebas Narkoba ini," ujar Padli.
Bupati Apresiasi
Sementara itu, Bupati Tanjab Barat Anwar Sadat sempat menyebut bahwa wilayahnya pernah masuk zona merah narkoba. Ia mengapreasiasi terbentuknya Kampung Bebas Narkoba ini.
"Memang pada waktu itu terkejut beberapa kali kejadian penangkapan tingginya penggunaan peredaran narkoba ini. Kampung Nelayan termasuk kawasan prihatin masyarakatnya banyak yang menerima PKH. Masuk dalam kemiskinan ekstrem," ujarnya melalui sambungan telepon.
Orang nomor satu di Tanjab Barat itu, mengapresiasi hadirnya pencanangan Kampung Bebas Narkoba. Ia menginginkan gerakan memberantas narkoba ini tidak hanya dilakukan pemerintah dan kepolisian tetapi juga upaya support masyarakat secara langsung.
"Kami mensupport sekali apa yang dilakukan kepolisian di Kampung Nelayan ini karena selama ini kepolisian itu seakan-akan berjalan sendiri. Sehingga kita buat kerja sama juga dengan kepolisian untuk sama-sama memberantas narkoba di kampung tersebut," tandasnya.
(mud/mud)