Dipolisikan Dugaan Malpraktik, RSUD Bangka Selatan Beri Penjelasan

Bangka Belitung

Dipolisikan Dugaan Malpraktik, RSUD Bangka Selatan Beri Penjelasan

Deni Wahyono - detikSumbagsel
Rabu, 20 Sep 2023 07:03 WIB
Nadia, anak pasien saat melapor ke Satreskrim Polres Bangka Selatan.
Keluarga pasien dugaan malpraktik melaporkan RSUD Bangka Selatan ke polisi (Foto: Dok. Pribadi)
Bangka Selatan -

Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Bangka Selatan tak sadarkan diri pascaoperasi hingga akhirnya meninggal dunia. Pasien menjalani operasi karena memiliki tumor di punggungnya.

Pasien ini bernama Solha (66) warga Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, Pulua Bangka. Dia meninggal dunia setelah tak sadarkan diri pasca operasi tumor di punggung pasien, Sabtu (16/9) pukul 09.00 WIB.

Keluarga pasien menuding pihak rumah sakit melakukan malpraktik dan akhirnya melapor ke Polres Bangka Selatan, Selasa (19/9/2023) sore. Keluarga menduga pasien meninggal dunia karena saat operasi tidak ada pendampingan dari dokter anestesi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pihak rumah sakit angkat bicara terkait tuduhan keluarga pasien. Dirut RSUD Bangka Selatan, dr Rudi Hartono menegaskan korban dioperasi sudah berdasarkan prosedur medis. Dia membantah adanya dugaan malpraktik di rumah sakit yang dipimpinnya itu.

"Kami dari pihak rumah sakit sudah melaksanakan semua tindakan berdasarkan prosedur medis atau SOP," jelas Rudi Hartono kepada detikSumbagsel, Selasa (19/9/2023).

ADVERTISEMENT

Rudi menjelaskan, perihal saat operasi tidak ada pendampingan dokter anestesi yang dipermasalahkan pihak keluarga. Dia menyebut dokter anestesi sendiri saat operasi tidak harus mendampingi.

"Jadi menurut peraturan, tidak harus didampingi dokter anestesi, bisa juga didampingi dokter yang didelegasikan. Jadi tidak harus didampingi, asal ada penataan asesi yang didelegasikan, operasi yang dilakukan sudah sesuai," tegasnya.

Diketahui, benjolan di punggung pasien didiagnosa dokter merupakan tumor. Setelah dilakukan check up pasien disarankan untuk melakukan operasi. Pasien dan keluarga sepakat menjalani operasi.

Sebelumnya, anak pasien, Nadia (39) membuat laporan ke Mapolresta Bangka Selatan atas meninggalnya sang ibu, Solha. Dia menilai dokter yang mengoperasi ibunya tidak sesuai SOP. Alasannya yakni, dokter saat melakukan operasi tidak ada pendampingan dari dokter spesialis Anestesi.

"Kesalahan operasi tidak ada dokter Anestesi. Kalau operasi kan harus ada dokter bedah dan dokter Anestesi. Sedangkan dokter melakukan pembedahan (operasi) tanpa didampingi (spesialis) dokter Anestesi di tempat. Tapi tetap dikerjakan," ujar Nadia kepada detikSumbagsel, Selasa (19/9/2023).




(mud/mud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads